Cerita Zia, President Stuco Sekolah Cikal-Amri Setu yang Memegang Teguh Prinsip 3C (Commitment, Consistency, dan Continuity)

Cerita Zia, President Stuco Sekolah Cikal-Amri Setu yang Memegang Teguh Prinsip 3C (Commitment, Consistency, dan Continuity)

Dalam proses perjalanan Andi Azlia atau yang akrab disapa Zia, nilai kasih sayang, hingga nilai menjadi manusia yang senantiasa bekerja keras untuk menggapai cita dan impiannya menjadi hal esensial dalam hidupnya. 


Sebagai President of Student Council Sekolah Cikal Amri-Setu tahun 2021/202, Zia berbagi cerita dalam sesi bincang-bincang. Berikut cerita lengkap Zia! 


(Andi Azlia Shabirah Labitta, President Stuco Sekolah Cikal Amri-Setu Memiliki minat di bidang feysen)


Tiga Prinsip Kepemimpinan A la Zia  


Bagi Zia, keikutsertaannya di Student Council (STUCO) merupakan sarana untuk mengasah kompetensinya, salah satunya kompetensi untuk berkomunikasi. Ia ingin mengasah kemampuannya untuk menjadi pribadi yang lebih fleksibel dan memiliki kapabilitas yang baik dalam berinteraksi dengan berbagai pihak. 


Sebagai presiden STUCO yang mengedepankan kepemimpinan, Zia pun menceritakan 3 Prinsip utama yang diyakininya sebagai pemimpin, antara lain, komitmen (commitment), konsistensi (consistency), dan kontinuitas (continuity). 


“Dalam komitmen, artinya kita harus berpegang terhadap prinsip dengan kuat, sama seperti niat. Kalau sudah berkomitmen pada hal yang akan kita lakukan, tentu setiap langkah kita akan mendorong dan memudahkan kita mencari cara dan jalan keluar.” tutur Zia. 


Ia pun juga menambahkan saat seorang manusia tidak memiliki komitmen yang kuat, maka apabila menghadapi tantangan ia tidak dapat mengatasinya. Menurut Zia, mengasah kompetensi adalah kunci untuk menjadi orang yang pintar. 


(Tak hanya menerapkan 3C dalam kegiatan organisasi, Zia juga menerapkannya dalam keseharian sebagai pelajar di Sekolah Cikal, dan pengusaha muda). Dok. Pribadi)


Setelah komitmen, Zia pun menjelaskan poin kedua dari prinsipnya yakni konsistensi


“Setelah memiliki komitmen atau niat kuat, penting bagi STUCO untuk memiliki perencanaan ke depan yang tentunya dijaga kualitasnya dan konsistensinya mengingat ini mewakili Sekolah Cikal. Mengingat Cikal memiliki banyak acara besar dan tentunya tidak juga harus selalu berfokus di kegiatan yang cakupannya besar. Konsistensi juga penting, korelasi dengan niat.” lanjutnya. 


Poin penting terakhir dalam kepemimpinan adalah kontinuitas atau keberlanjutan. Menurut Zia, selain menjaga kualitas kolaborasi dan organisasi, STUCO Cikal penting untuk mempertahankan keberlanjutan perencanaan yang telah dibuat.


“Kontinuitas itu penting untuk mendukung kita melangkah ke tahap perencanaan selanjutnya. We have to raise the bar to elevate the programs.” tuturnya. 



“Aku ingin maju tanpa menyingkirkan orang lain, tinggi tanpa menjatuhkan orang lain, dan bahagia tanpa menyakiti orang lain.”
Andi Azlia Shabirah Labitta 




Leadership itu Hakikatnya Mindset dan Attitude 


Sebagai murid yang kini duduk di kelas 11 Sekolah Cikal Amri-Setu yang memegang peran sebagai President STUCO, Zia ingin membangun STUCO Cikal Amri-Setu menjadi komunitas yang senantiasa meningkatkan solidaritas, fleksibilitas, dan kesempatan untuk berkarya. 


Bahkan tak hanya itu, ia juga menjelaskan prinsipnya mengenai esensi kepemimpinan lebih dalam sebagai langkah mengaktualisasi diri dan bahkan bukan mengenai jabatan melainkan mindset serta attitude. 


“Kepemimpinan (leadership) itu mendorong kita untuk memiliki visi dan motivasi untuk mengaktualisasikan diri. Itu keterampilan fundamental untuk anak masa kini. Leadership itu secara esensial sebenarnya tidak selalu menjadi president atau menjadi A,B, atau C. Leadership itu simply menjadi seseorang yang berperan di hal yang dilakukan dalam keseharian. Leadership itu bukan soal title, leadership itu sebuah mindset dan juga attitude.” tutur Zia. 


Zia pun menambahkan cerita bahwa sebenarnya memimpin itu tidak hanya memimpin organisasi, atau kumpulan orang, melainkan memimpin diri sendiri untuk menjadi manusia yang lebih baik, mendorong diri belajar menjadi lebih baik, dan mengasah potensi. 


“Dengan adanya mindset kepemimpinan dalam diri, sangat bermanfaat dengan pikiran begini ingin mengasah apa yang dipunya, bukan untuk menjadi sempurna, melainkan menjadi versi terbaik diri sendiri, mengokohkan karakter diri sendiri sejak dini.  Dalam prinsip leadership, aku ingin maju tanpa menyingkirkan orang lain, tinggi tanpa menjatuhkan orang lain, dan bahagia tanpa nyakitin orang lain.” ucap Zia dengan penuh semangat. 




Nilai Kasih Sayang dan Realistis


(momen kebersamaan Zia dengan keluarga. Dok. Pribadi)


Tumbuh dengan dukungan orang tua yang penuh dengan kasih sayang, bagi Zia merupakan hal yang paling disyukuri. Baginya pula terdapat dua prinsip utama yang ditanamkan oleh orang tuanya sepanjang perkembangannya menjadi seorang remaja, pengusaha muda, dan pelajar yakni menerapkan kasih sayang, dan realistis dalam kehidupan.


“Aku selalu diajarkan oleh orang tuaku sejak kecil dua hal, pertama, aku harus bisa menjalani semua hal dalam hidup ini dengan kasih sayang, ketulusan dan cinta karena itu akan mempermudah segala hal (ease the process). Kedua, realistis, apabila kamu ingin jadi pemimpin harus kerja keras dulu, anak siapapun kamu, tetap bermimpi dan kerja keras, pasti papa mama mendukung dan mendoakanmu.” cerita Zia dengan penuh haru.  


Bagi Zia, orang tuanya merupakan pendukung semangat dan impiannya melangkah dengan visi misi ke depan dengan niat dan kerja keras yang tulus. 


Wah, menginspirasi sekali ya President of Student Council Sekolah Cikal Amri-Setu ini, mengajarkan kita semua yang membaca ceritanya untuk memahami kembali esensi kepemimpinan dari Zia. Terima kasih Zia sudah berbagi cerita! 

I'M INTERESTED