Cikal Tanya-Tanya : Memahami Rasa Ingin Tahu Anak dengan Psikolog Klinis Anak dan Dewasa Sekolah Cikal

Cikal Tanya-Tanya : Memahami Rasa Ingin Tahu Anak dengan Psikolog Klinis Anak dan Dewasa Sekolah Cikal

Cikal Tanya-Tanya
Rasa Ingin Tahu itu Hadiah Bermakna
Oleh Ibu Zahrani
(Psikolog Klinis Anak & Dewasa, dan Konselor Sekolah Cikal Serpong)


Dalam rangka mengabadikan hari anak internasional pada 22 November 2020,  Cikal mengundang Ibu Zahrani sebagai Psikolog Anak dan Dewasa yang merupakan salah satu konselor di Sekolah Cikal untuk membahas tentang Rasa Ingin Tahu Anak! Yuk, kita simak!


“Setiap anak terlahir dengan rasa ingin tahu yang alami untuk mengetahui bagaimana cara dunia bekerja.”


Salah satu keunikan yang bermakna dalam diri anak dan remaja adalah adanya “rasa ingin tahu”. Sejak kapan sebenarnya rasa ingin tahu anak itu lahir dalam dirinya?


Sebenarnya rasa ingin tahu pada anak sudah ada sejak anak tersebut lahir. Setiap anak terlahir dengan rasa ingin tahu yang alami untuk mengetahui bagaimana cara dunia bekerja. Misalnya, pada anak baru lahir sang anak memiliki rasa ingin tahu pada suara, wajah atau objek yang menarik baginya. Seiring berjalan waktu, rasa ingin tahu ini akan merambah ke banyak hal di lingkungannya. Rasa ingin tahu ini pula yang mendorong anak untuk berpikir, belajar, mengeksplorasi, dan menemukan.



Seiring anak beranjak memasuki fase remaja, tak jarang ada yang mengatakan rasa ingin tahu anak itu menurun atau bahkan lenyap? Apakah benar hal itu terjadi?


Sebenarnya, setiap anak maupun remaja sama-sama memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Ketika beranjak remaja, ia masih memiliki rasa ingin tahu tinggi yang sama besarnya dengan ketika masih kanak-kanak, hanya saja dengan konteks yang berbeda. Ketika masih kanak-kanak, anak memiliki rasa ingin tahu yang tinggi terhadap bagaimana dunia bekerja. Misalnya bagaimana cara menulis, membaca, mengendarai sepeda, menuang air, membuat teh/kopi, mengoperasikan komputer dan lain-lain.


Seiring anak beranjak remaja, anak mulai mengetahui banyak konsep dan menguasai berbagai keterampilan tersebut sehingga rasa ingin tahunya seolah lenyap dikarenakan mereka sudah cukup mengenal dunia. Jadi, sebenarnya rasa ingin tahu pada remaja masih tetap ada meskipun tidak lagi seputar hal tersebut. Rasa ingin tahu pada remaja biasanya akan seputar dunia orang dewasa, teman sebaya, lawan jenis, hubungan romantis, seksualitas, pikiran dan perasaan, atau konsep-konsep lainnya yang belum mereka ketahui.


Dari titik inilah, tugas pendidik dan orang tua turut menyediakan ruang eksplorasi yang tepat dan mengarahkan rasa ingin tahu remaja ke arah yang berdampak positif baik secara personal maupun sosial.


Bagaimana kontribusi Sekolah Cikal dan Rumah Main Cikal sebagai partner dan sahabat orang tua sejauh ini untuk turut menumbuhkan, mendukung perkembangan, dan memelihara rasa ingin tahu anak dan remaja?


Sekolah Cikal dan Rumah Main Cikal menumbuhkan, mendukung, dan memelihara rasa ingin tahu anak antara lain dengan: menerapkan pembelajaran yang personalized, yakni pemberian program yang disesuaikan dengan kebutuhan, minat dan preferensi anak, sehingga dapat membuat anak lebih tertarik dalam belajar.


Menerapkan cara belajar dengan pemberian tugas atau project yang menantang dengan tingkat tantangan yang disesuaikan dengan pencapaian anak sehingga anak dapat terus tumbuh, berkembang, dan menggali potensinya; pemberian learning materials yang menarik guna merangsang rasa ingin tahu yang lebih besar pada anak; pemberian materi ajar yang komprehensif dan konstruktif yang membuat anak memiliki ruang untuk bereksplorasi dan mengembangkan diri secara berkelanjutan; serta adanya pemberian apresiasi yang senantiasa diberikan oleh pendidik dalam setiap proses pembelajaran akan dapat memelihara rasa ingin tahunya.


Apakah menurut Ibu, rasa ingin tahu adalah sebuah hadiah bermakna yang harus dijaga dalam diri anak dan remaja? Bagaimana orang tua seharusnya menyikapinya dan mendukungnya?


Iya benar, rasa ingin tahu adalah sebuah hadiah bermakna yang harus dijaga dalam diri anak dan remaja. Hal ini dikarenakan rasa ingin tahu pada anak adalah komponen yang sangat penting untuk mendorong anak termotivasi dalam belajar dan memicu kreativitas anak. Adanya rasa ingin tahu juga mendorong anak untuk menjadi kritis, percaya diri, dan mampu memecahkan masalah.


Oleh karena itu, kita sebagai orang tua harus dapat mendukung rasa ingin tahu anak dengan memberikan ruang yang aman bagi anak untuk mengeksplorasi rasa ingin tahunya, memberikan stimulasi yang tepat agar dapat mendukung perkembangan rasa ingin tahunya, menjadi tempat yang nyaman bagi anak untuk bertanya, mengapresiasi setiap hal kecil dari pencapaian anak, dan juga mendampingi anak dalam sebagian besar proses mengeksplorasi dan menemukan.

I'M INTERESTED