Lima Langkah Intervensi dan Pendampingan Bagi Anak yang Menyaksikan KDRT di Sekolah Cikal

Lima Langkah Intervensi dan Pendampingan Bagi Anak yang Menyaksikan KDRT di Sekolah Cikal

Durasi Waktu Baca : 3 Menit 



Jakarta, Sekolah Cikal.Mengambil langkah intervensi dan pendampingan bagi anak yang menyaksikan KDRT juga dilakukan di Sekolah Cikal sebagai upaya mencegah dampak buruk jangka panjang yang dapat ditimbulkan seperti bola salju dalam diri anak. 


Sebagai psikolog klinis anak dan juga konselor anak serta remaja di Sekolah Cikal, Winny menceritakan beberapa langkah intervensi dan pendampingan yang dilakukan oleh Psikolog dan konselor di sekolah bagi anak-anak yang pernah menyaksikan KDRT. 


Ia menyebutkan bahwa terdapat 5 langkah intervensi dan pendampingan yang diupayakan oleh psikolog dan juga konselor antara lain, 


Pertama, Memastikan Rasa Aman Terhadap Anak 


Winny menjelaskan bahwa esensi rasa aman yang dimaksudkan adalah menjauhkan diri dari situasi, orang, atau paparan lainnya yang terkait dengan kekerasan.


“Pertama-tama hal yang dilakukan adalah kami memastikan rasa aman terhadap anak. Rasa aman di sini bisa diartikan secara fisik mereka untuk menjauh atau berjarak dari paparan kekerasan. Di kasus yang pernah terjadi di mana anak menjadi saksi dari KDRT, kami saat itu memastikan kondisi anak aman dan memberi waktu untuk anak menenangkan diri terlebih dahulu (sebagai langkah pertama).” ucapnya.



Kedua, Mengajak Anak Mengidentifikasi Emosi dan Perasaannya


Tahap kedua yang dilakukan oleh tim psikolog dan konselor di Cikal adalah mengajak anak mengidentifikasi emosi dan perasaannya.


“Setelah memastikan rasa aman terhadap anak, kami mengajak anak untuk memahami posisinya saat ini dan mengidentifikasi emosinya. Kami mengajak anak melakukan konseling untuk mengajak anak memahami situasinya dan kebutuhannya.”  ucapnya.


Baca juga : Langkah-Langkah Intervensi dan Pendampingan Bagi Anak yang Menyaksikan KDRT Oleh Keluarga dan Tetangga Terdekat


Ketiga, Melakukan Observasi, Asesmen dan Terapi Sesuai dengan Kebutuhan Anak


Langkah ketiga yang dilakukan oleh tim psikolog dan konselor di Cikal yang salah satunya adalah Psikolog Winny adalah melakukan observasi dan asesmen  sesuai dengan kebutuhan dan kondisinya saat itu. 


“Kami juga melakukan observasi, dan melakukan beberapa asesmen yang disesuaikan dengan kebutuhan. Setelah itu, kami juga akan melakukan beberapa penanganan atau terapi yang juga disesuaikan dengan kebutuhan anak tersebut. Tidak menutup kemungkinan bahwa dalam penanganannya, baik asesmen ataupun konseling, orang dewasa disekitar anak (Ibu/Ayah/Caregiver) mendapat rujukan untuk juga melakukan pendampingan psikologis.” jelasnya. 

Keempat, Membangun Komunikasi dengan Keluarga Besar 


Dalam beberapa konteks kondisi, Winny menyebutkan bahwa apabila situasi memungkinkan, sekolah akan melakukan pemanggilan orang tua yang anaknya menjadi saksi dari kekerasan tersebut untuk diajak membangun diskusi bersama. 


“Jika situasi memungkinkan, sekolah akan berkomunikasi dengan pihak keluarga besar anak yang sekolah ketahui, melakukan pemanggilan kepada orang tua untuk berdiskusi.” tambahnya.  


Kelima, Jika Kondisi Tergolong Berat, Pihak Sekolah Menghadirkan Pihak Ketiga untuk Pendampingan yang Lebih Intensif.


Langkah terakhir yang dilakukan juga oleh tim psikolog dan konselor di sekolah adalah apabila kondisi yang terjadi atau situasi tergolong berat bagi anak, maka Sekolah Cikal dalam hal ini akan berkoordinasi dengan pihak otoritas atau lembaga terkait untuk pendampingan yang lebih intensif


“Jika kasus yang dihadapi cukup berat, maka kami juga akan berkoordinasi dengan pihak-pihak otoritas atau lembaga negara yang terkait & merujuk anak untuk melakukan pendampingan psikologis diluar sekolah secara intensif, sambil sekolah berkoordinasi terhadap lembaga-lembaga tersebut.” ujarnya. 



Baca juga : Wajib Diperhatikan! Inilah Dampak Buruk Bagi Anak yang Menyaksikan KDRT Secara Jangka Panjang





Pencegahan KDRT dengan Banyak Sesi Workshop Orang tua di Sekolah Cikal 


Dalam upaya pencegahan, Psikolog Winny dan juga para psikolog serta konselor di Sekolah Cikal menggerakkan berbagai program-program bersama orang tua dan pembekalan pengembangan parenting dalam berbagai topik untuk mencegah kekerasan dalam rumah tangga dan pendampingan tumbuh kembang anak secara utuh. 


“Dalam upaya pencegahan segala bentuk tindak kekerasan di rumah dan di keluarga, kami memahami bahwa pencegahan kekerasan memerlukan kerjasama berbagai pihak yang terlibat dalam tumbuh kembang anak. Untuk anak, kami memiliki program-program yang memberi pembekalan kepada anak untuk memahami emosinya, situasi sosialnya, batasan-batasan perilaku, dan interaksi yang sehat dan tidak sehat.  Lalu, untuk orang tua, kami ada pembekalan berupa workshop wajib yang perlu dihadiri orang tua untuk membicarakan topik-topik yang berkaitan dengan komunikasi, menjaga hubungan dan  interaksi yang sehat disekeliling anak.” jelasnya. 


Tak hanya itu, Winny juga menyebutkan bahwa secara umum sebagai komunitas, Sekolah Cikal dengan kehadiran para psikolog serta konselornya, berupaya menghadirkan topik-topik yang memfokuskan pada pendampingan anak.


“Untuk komunitas Cikal juga kami melakukan hal yang sama seperti sesi orang tua, dimana topik-topiknya seputar interaksi yang sehat, menjaga lingkungan yang aman untuk anak, dan pertolongan pertama untuk memberi anak rasa aman.” tutupnya.(*)


Baca juga :Pentingnya Workshop Orang Tua Dihadirkan Berkala di Sekolah





Tanyakan informasi mengenai pendaftaran, program hingga kurikulum Cikal melalui Whatsapp berikut : https://bit.ly/cikalcs (tim Customer Service Cikal)




Artikel ini ditulis dan dipublikasikan oleh Tim Digital Cikal 


  • Narasumber : Winny Suryania, M.Psi, Psikolog 


Winny merupakan seorang psikolog klinis anak yang menyelesaikan pendidikan S1 Psikologinya di Fakultas Psikologi YAI dan melanjutkan jenjang S2 di Magister Profesi Psikologi Klinis Anak, Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. 


Ia telah memiliki pengalaman dalam berpraktek selama di sekolah Cikal-Amri sebagai konselor murid-murid remaja untuk konsultasi perkembangan akademik sampai perkembangan emosional. Selain itu Winny juga praktek sebagai psikolog part-time di biro Kasaya dan LPSK. Winny  juga mendalami Art-therapy untuk membantu penanganan klien.


  • Editor : Layla Ali Umar 

  • Penulis : Salsabila Fitriana

I'M INTERESTED