Konten Menarik, Kunci Belajar Daring Rumah Main Cikal

Konten Menarik, Kunci Belajar Daring  Rumah Main Cikal

Jakarta, 01 April 2020. Penerapan belajar daring di rumah bagi Cikal merupakan cara preventif paling tepat dalam menghadapi virus Corona (Covid-19) yang semakin melonjak belakangan ini. Proses belajar daring ini tentunya diharapkan dapat menjauhkan anak dari kemungkinan terpapar virus Corona dan juga dapat mempertahankan hak belajar anak di rumah bersama orang tua. 

Pembuatan Konten Online Menarik


Pengembangan konten online learning pembelajaran anak di Rumah Main Cikal, salah satunya berupa video-video yang dibuat oleh Om dan Tante (sebutan khas guru-guru Rumah Main Cikal) dan diunggah melalui website Sekolah.mu (www.sekolah.mu) dengan tema-tema yang menarik, seperti mengenalkan makanan sehat, bermain musik, dan lain sebagainya.

“Untuk kelas Adik-Adik (usia 10 bulan hingga 1 tahun), guru membuat video sesuai dengan kegiatan rutin saat di sekolah. Diawali dengan video kegiatan Salam-Salam dan Berdoa, kemudian video kegiatan Gerak dan Lagu, setelah itu kegiatan Kumpul-Kumpul yang menjadi inti dari pembelajaran secara keseluruhan, terakhir video kegiatan penutup yaitu berdoa selesai belajar.” ujar Rendra Purnama atau Om Rendra, pengajar kelas Adik-adik di Rumah Main Cikal Cilandak. 


Bermain Aktif, Belajar Kreatif


Meskipun belajar secara daring, guru-guru di Rumah Main Cikal tetap mendorong murid-murid bermain secara aktif bersama orang tua, dan belajar menjadi individu yang kreatif. Hal itu terlihat dengan pembuatan program belajar yang menarik di setiap harinya, seperti belajar berhitung dengan engklek, bermain playdough, melakukan conference call, membuat boneka tangan dengan kaos kaki yang sudah tak terpakai, dan lain sebagainya.


Gilang Puspasari, salah satu pengajar kelas Kakak-Kakak (usia 2-3 tahun) di Rumah Main Cikal Serpong, menceritakan pengembangan program belajar bersama orang tua di rumah dengan membuat boneka tangan. “Dalam proses belajar daring di kelas Kakak-Kakak untuk program aku sebagai warga dunia. anak-anak diberikan kegiatan berupa bermain boneka tangan menggunakan kaos kaki bekas bersama orang tua. Saat berkegiatan orang tua dapat merekam atau mengambil gambar lalu dimasukan ke dalam komentar pada platform belajar yang digunakan.” jelasnya.


Selain membuat boneka tangan, ada juga kegiatan belajar menggunakan fasilitas restoran di rumah. “Kami meminta murid melakukan role play di rumah tentang tata cara menggunakan fasilitas restoran bersama orang tua.” tambah Gesta Maulida Pattiasina, atau tante Gesta. 


Setiap kegiatan tentunya mendorong anak-anak untuk tetap aktif meski di rumah dan tetap mengembangkan kompetensinya yakni menjadi kreatif. (sfa)

I'M INTERESTED