Buat Tas Belanja dari Bungkus Mie Instan, Simak Cerita Pandu Murid SMP Cikal Serpong yang Peduli Lingkungan dan Kesejahteraan Hewan!

Buat Tas Belanja dari Bungkus Mie Instan, Simak Cerita Pandu Murid SMP Cikal Serpong yang Peduli Lingkungan dan Kesejahteraan Hewan!


Tangerang Selatan, Sekolah Cikal. Menumbuhkan kepedulian dan mengasah kepekaan anak sejak kecil dapat dilakukan dengan seringkali melibatkannya bersama dan membuat kesepakatan melakukan aksi kecil bermakna di rumah, misalnya dengan mengenalkan pengelolaan sampah organik dan non-organik. 


Salah satu cerita inspiratif pembiasaan langkah-langkah kecil menjadi besar mengenai lingkungan dan bahkan kesejahteraan hewan yang berhasil hadir dari Dewi Pandu Anggraini, atau yang sering disapa Pandu murid kelas 9 SMP Cikal Serpong. 


Sebagai pelajar dan remaja, ia kerap kali menciptakan aksi-aksi kecil bermakna terkait lingkungan, misalnya dengan membuat kampanye Earth Restoration dalam proyek kulminasinya, membuat kampanye seputar pemilahan sampah organik dan non-organik di lingkungan tempat ia tinggal, hingga baru-baru ini ia membuat tas belanja dari bungkus Mie Instan dalam proyek Cikal Aksi-Aksi.


(Cerita Pandu, Murid SMP Cikal yang Peduli Lingkungan dan Kesejahteraan Hewan. Dok. Instagram Dewi Pandu)


Cerita Pandu Terbiasa Mengelola Sampah Sejak Kecil



Sebagai remaja, Pandu berbagi cerita bahwa ketertarikannya terhadap lingkungan bermula dari kurangnya pengelolaan sampah di lingkungan komunitas tempat tinggalnya. 


“Aku dari dulu memang suka mengangkat pembahasan mengenai lingkungan, terutama kalau abis makan mie instan atau mie sachet lain. Aku merasa plastiknya sayang dibuang, kalau pun dibuang, aku tidak tahu bagaimana pengelolaannya nanti, apakah ramah lingkungan atau tidak. Di lingkungan tempat aku tinggal, pengelolaan sampah masih kurang baik, sehingga daripada cemari lingkungan, aku memilih sering mengumpulkannya untuk dikreasikan.” ceritanya. 


Ia juga menambahkan bahwa Ibunya juga sejak dini telah mengenalkannya dengan baik mengenai pengelolaan sampah organik dan non-organik bermula dari rumah. 


“Mungkin orang cenderung masih buang sampah sembarangan di sekitar tempatku tinggal. Namun, aku sendiri sudah diajarin sama mama mengenai organik non-organik, kompos, dan sebagainya. Mama sendiri ngga pernah maksa aku bahas atau angkat isu lingkungan. Namun, karena aku sudah mengerti aku coba buat edukasi temen-temen di lingkunganku yang belum engeh atau memahaminya.” jelasnya. 



Buat Tas Dari Bungkus Mie Instan untuk Proyek Sekolah Cikal



Dalam sesi berbincang bersama Pandu (18/3), ia bercerita bahwa inspirasi membuat tas dari bungkus mie instan  dalam proyek sekolahnya di program Cikal Aksi-Aksi, program belajar yang berorientasi menumbuhkan dimensi peduli dalam diri murid, bertemakan “Kegiatan yang mengurangi penggunaan plastik”. 


Ide pandu membuat tas dari bungkus mie instan  hadir dari keinginan untuk membuat kreativitas yang bungkus dari bungkus mie instan  yang memang ia telah simpan. Seraya mengkampanyekan kurangi penggunaan sampah plastik di keseharian.


“Tugas Program Cikal Aksi-Aksi itu murid diminta untuk membuat sebuah postingan video, mendokumentasikan aksi atau kegiatan mengurangi penggunaan penggunaan plastik dalam keseharian. Nah, aku ingin melakukannya dengan cara yang berbeda, aku kepikiran bungkus dari bungkus mie instan  yang sudah aku simpan, daripada menganggur jadi aku  membuat tas dari bungkus mie instan .” ceritanya. 


Proyek tas dari bungkus mie instan  yang ia buat ternyata hanya memakan waktu dua hari  dalam pembuatannya.  Pandu sendiri juga bercerita Eyang dan Ibunya juga turut mendampingi dan memberikan dukungan atas proyek Cikal Aksi-Aksinya. Menurut Ninis, Eyang dari Pandu, semua ide bermula dari cucunya, ia hanya mendampingi proses menjahit agar menjadi lebih pas dan dapat digunakan dengan baik. 


“Kayanya timbul dari dirinya sendiri inisiatif sendiri karena melihat kondisi lingkungan. Kita tidak memaksa atau mendorong Pandu untuk melakukannya, ini murni inisiatif sendiri. Saya hanya  membantu merakit tas agar lebih pas dan sentuhan akhirnya dengan mesin jahit. Dengan melihat karyanya dan minatnya di lingkungan dan kesejahteraan hewan. Semoga keinginan Pandu lancar dan tercapai.” Tutur Ninis di sesi berbincang, 


Menggunakan mesin jahit manual dan didampingi oleh orang terkasih membuat Pandu merasa semakin berbahagia atas proyeknya. 



Baca Juga : Murid Kelas 12 Sekolah Cikal Serpong Merilis “Mini Album” 5 Lagu Terbaik di Asesmen Akhir Program Musik



Pengalaman Belajar Pandu di Sekolah Cikal Serpong 



Mengajak Pandu mengingat kembali ceritanya ketika awal mula masuk Cikal, ia pun berbagi cerita bahwa di sekolah Cikal tidak ada lagi ujian berbasis ulangan kertas yang diceritakan oleh adiknya yang juga bersekolah di Cikal. 


“Aku masuk di Sekolah Cikal Serpong itu di kelas 7 SMP. Aku waktu itu denger cerita pengalaman belajarnya dari Adikku, yang juga bersekolah di SD Cikal lebih dulu. Ia bilang bahwa ga ada ulangan dan sambil main belajarnya. Nah, pas aku masuk Cikal, aku beradaptasi dulu dengan bahasanya, karena aku senang mencoba hal baru, aku ikut klub debat untuk mengembangkan kemampuan Bahasa Inggrisku, selain itu buatku teman-temannya juga baik, kakak-adik kelas bonding-nya baik, selalu ada sharing session, dan field trip turun lapangan.” Jelas Pandu dengan suka cita. 


Ia juga menambahkan bahwa pengalaman belajarnya di Sekolah Cikal itu menyenangkan hingga seringkali merindukan sekolah dan juga beberapa referensi program yang menarik dan menjadi favoritnya. 


“Untuk program yang paling aku suka itu ada Cikal Aksi-Aksi, social studies, sciences, dan physical education atau olahraga.” tambahnya. 



Impian Masa Depan Pandu dan Tips Lakukan Aksi Lingkungan Bagi Remaja 



Sebagai remaja yang sudah peka dan peduli dengan lingkungan dan kesejahteraan hewan sehari-hari Pandu pun berbagi cerita impiannya dari Dokter Hewan hingga menjadi Aktivis atau Ahli Lingkungan. 


“Ketika masih kecil, aku ingin menjadi dokter hewan yang terjun langsung ke habitat aslinya hewan. Nah, seiring waktu aku pun berpikir kembali, kalau di Indonesia dokter hewan pasti akan lebih sering di klinik hewan. Kalau untuk lingkungan, aku pasti akan jadikan sebagai aktivitas sampinganku.” ucap Pandu. 


Di kesehariannya, Pandu seringkali membagikan tips, trik, dan pengingat bagi publik mengenai pentingnya menjaga lingkungan dengan beberapa kampanyenya, baik mengenai Earth Hour, Hari Hutan Sedunia, dan sebagainya. Ia bahkan juga seringkali mendokumentasikan aksi kecil dan proyek kreatifnya terkait sekolah dan pribadi.


“Buat temen-temen yang ingin mulai beraksi terkait lingkungan, yang pertama kalian harus aware atau peduli sama lingkungan sekitar kalian, apa yang terjadi. Terus, ketika udah tau masalahnya, kalian peduli. Dan ketiga baru lakukan aksi dan menentukan solusinya.” tutup Pandu.(*)


Wah, betapa inspiratif semangatnya Pandu, dan informatif juga cerita Pandu mengenai pengalaman sekolahnya ya! Semoga cita-cita dan impianmu tercapai ya, Pandu. 






Saksikan video proyek Cikal aksi-aksi Pandu melalui : bit.ly/CAA-Pandu

Tanyakan informasi lebih lanjut mengenai Program di Sekolah Cikal Serpong melalui:


  • Reception & Primary : +62-8138-6372-559

  • Middle School & High School : +62- 811-9522-080





Artikel ini ditulis dan diproduksi secara resmi oleh Tim Konten dan Publikasi Cikal 

  • Editor : Layla Ali Umar dan Stephani Tara Hestiningtyas

  • Penulis : Salsabila Fitriana

Copyright Cikal, 2022. 



I'M INTERESTED