Jakarta, Sekolah Cikal. Sampah Plastik masih menjadi masalah utama yang nyata bagi keberlangsungan hidup ekosistem laut di Bumi. Berdasarkan data World Bank’s Indonesia Marine Debris Hotspots Rapid Assessment, setiap 20 menitnya sebanyak 10 juta ton sampah plastik dibuang di lautan Indonesia.
Kondisi yang sangat memprihatinkan ini mendorong Marsya Fadira, murid kelas 8 Sekolah Cikal Setu, bertekad untuk menyelamatkan ekosistem laut Indonesia dengan melakukan kegiatan menyelam sukarela seraya membersihkan sampah plastik di laut Mansinam dan Laut Amborek di Raja Ampat, Papua pada hari kemerdekaan (17/8).
(Aksi Marsya Fadira, Murid kelas 8 Sekolah Cikal Setu, membersihkan sampah plastik di laut Mansinam dan laut Amborek, Papua. Doc. Sekolah Cikal)
Misi Mulia Demi Laut Indonesia
Menurut Ibunda, Sylvia Corrina, Ia awalnya menganggap kecintaan Marsya pada kegiatan menyelam sebagai hobi semata. Namun, seiring waktu, Ia sebagai orang tua pun menyadari dan memahami bahwa ada sebuah misi mulia yang ingin Marsya lakukan di masa depan, yakni menjaga, melestarikan dan menyelamatkan lingkungan ekosistem bawah laut (underwater) Indonesia.
“Sebagai orangtua, saya awalnya berpikir Marsya melakukan kegiatan menyelam sebagai hobi. Namun ternyata, dalam hobinya terdapat banyak keinginan dan harapan tentang menyelamatkan bumi dan lingkungan Indonesia. Saya pun menyadari anak saya sangat peduli dengan lingkungan, dan mencintai laut Indonesia.” tutur Sylvia Corrina.
(Marsya menjalankan Misi Mulia, membersihkan sampah plastik di Laut Indonesia secara sukarela bersama para penyelam lainnya di Laut Mansinam dan Amborek, Papua. Doc. Sekolah Cikal)
Marsya menuturkan bahwa Ia memiliki sebuah impian sejak kecil menciptakan bumi yang sehat dan baik bagi setiap makhluk hidup. Oleh karena itu, ketika ia mendengar misi penyelamatan ekosistem bawah laut Indonesia di kedalaman lebih dari 30 meter secara sukarela di hari kemerdekaan Indonesia (17/8), Ia tanpa ragu menyatakan ikut serta.
“Sejak aku kecil, aku menyukai binatang dan laut. Selain itu, aku juga menyukai bumi yang sehat dan dalam kondisi baik dimana tidak ada sampah dan polusi di di dalamnya. Jadi, saat aku mendengar ada misi penyelamatan ekosistem laut Indonesia tersebut, aku memutuskan untuk ikut serta dan membantu mereka untuk membersihkan laut, dengan harapan bisa memulihkan ekosistem darat dan laut.” tutur Murid Sekolah Cikal yang bercita-cita menjadi Arkeolog ini.
Kita Tidak Hidup Sendiri di Bumi
Selain menjalankan misi penyelamatan ekosistem laut, Marsya juga sudah sejak dini menggaungkan kampanye “Berhenti Menggunakan Plastik” dari lingkungan terdekatnya, baik keluarga, teman, tetangga hingga lingkungan sekolah sebagai upaya penyelamatan bumi lainnya.
Bagi Marsya, Bumi adalah pusat kehidupan bagi manusia dan makhluk hidup lainnya. Sehingga penting bagi Manusia menyadari bahwa Manusia tidak hidup sendirian di bumi. “Bumi adalah tempat tinggal dan pusat kehidupan yang tak hanya diperuntukkan bagi manusia dan makhluk hidup lainnya untuk hidup. Jadi, penting bagi kita untuk menyadari kita tidak hidup sendiri. Kita sebagai bagian dari bumi harus memulai hal-hal kecil yang dapat menyelamatkan bumi.” ucapnya.
Sylvia Corrina menceritakan bahwa Marsya selalu mengingatkan keluarganya untuk tidak menggunakan barang berbahan dasar plastik, baik itu kantong plastik, sedotan plastik, gelas plastik dan lainnya.
“Marsya selalu mengingatkan saya dan keluarga apabila saya menggunakan plastik, atau sedotan, Ia pasti akan mengatakan, mama kita tidak boleh menggunakan plastik karena plastik itu tidak mudah hancur, lama sekali hancurnya ini dan merusak ekosistem laut.” jelasnya.
(Bersihkan Sampah Plastik di Laut Secara Sukarela, Marsya Fadira Murid Kelas 8 Sekolah Cikal Jalankan Misi Mulia Selamatkan Ekosistem Laut Indonesia. Doc. Sekolah Cikal)
Marsya menyampaikan harapan terbesarnya bagi semua manusia untuk melakukan hal-hal kecil demi menyelamatkan bumi dan berbagai ekosistem di dalamnya yang semakin memprihatinkan dan telah mengalami kerusakan.
“Aku tahu masih banyak orang yang tidak percaya bahwa bumi saat ini sedang dalam kondisi yang memprihatinkan. Namun, aku selalu menekankan bagi teman, keluarga, dan lainnya untuk melakukan hal-hal kecil yang dapat menjaga dan menyelamatkan bumi, apalagi ekosistem kita saat ini sudah banyak mengalami kerusakan, khususnya di bawah air. Orang-orang harus menyadari kalau kita mau bumi yang lebih baik dan lebih bersih, semua pihak harus mencoba melakukan hal yang terkecil demi menyelamatkan bumi.” tutupnya.
Semoga pesan kebaikan yang Marsya sampaikan dapat menjangkau setiap hati manusia untuk semakin sadar bahwa bumi bukan hanya untuk manusia melainkan untuk makhluk lainnya dengan cara berhenti menggunakan barang berbahan baku plastik! (sfa)