Melatih Kemampuan Diplomasi Kala Pandemi, Murid Sekolah Cikal Setu Gelar Simulasi PBB Secara Daring

Melatih Kemampuan Diplomasi Kala Pandemi, Murid Sekolah Cikal Setu Gelar Simulasi PBB Secara Daring

Jakarta, Sekolah Cikal. Perubahan rutinitas sekolah dari rumah selama pandemi memberikan peluang baru bagi murid untuk mengasah beragam potensi di bidang lainnya selepas sekolah daring dari rumah. Sebagai sekolah yang salah satu cara belajar dan mengajarnya adalah memilih tantangan, Sekolah Cikal dalam hal ini sukses memberikan tantangan yang menjadi peluang emas bagi para murid mengembangkan kompetensinya dari rumah dengan mendukung murid untuk mengadakan kegiatan Simulasi PBB atau yang lebih dikenal dengan Cikal Model United Nation (MUN) pada 23-24 Oktober 2020.


(Sesi simulasi sidang PBB yang dilakukan oleh UNESCO dalam kegiatan Cikal MUN pada 23-24 Oktober 2020. Doc. Sekolah Cikal )

Cikal MUN dan Optimisme Masa Depan

Menurut Muhammad Rakamulya Alifansyah, atau yang dikenal dengan Raka, Cikal MUN merupakan momen sekaligus kegiatan akademik di masa pandemi yang penuh kesempatan dan manfaat untuk membahas isu-isu dunia dari berbagai sisi.

“Saya merasa beruntung ikut kegiatan Cikal MUN, karena kegiatan akademik ini sangat luar biasa. Melalui Cikal MUN, murid dapat berlatih menjadi wakil negara-negara dunia untuk mengemukakan pandangan tentang isu dunia di masa depan dan mencari solusi.” tutur Raka, salah satu peraih Best Delegate Cikal MUN 2020.


(Sesi Simulasi MUN dilakukan oleh UNODC. Doc. Sekolah Cikal)


Sebagai Ketua Pelaksana kegiatan Simulasi MUN, Thalita Izza Nadira, atau yang lebih dikenal dengan Izza menyatakan bahwa pemilihan tema "Crafting New Beginnings for an Optimistic Future" ditujukan untuk memotivasi setiap individu mempersiapkan masa depan sebagai perwakilan dari dunia untuk membuat masa depan dunia lebih baik.


“Kita ingin mengadakan Simulasi PBB yang terbuka dalam membentuk masa depan melalui suara-suara delegasi yang ikut dalam MUN tersebut. Kita sebagai panitia merasa bahwa dalam masa pandemi seperti sekarang, tema tersebut sangatlah relevan dan dapat membangun serta memotivasi para murid untuk masa depan yang lebih baik.” tutur Izza, murid kelas 10 Sekolah Cikal Setu ini.


Cikal MUN, Keterbukaan untuk Belajar 


Menurut Naira Azra Senen, atau yang lebih dikenal dengan Naira, keikutsertaan MUN di Cikal di masa pandemi ini adalah momen untuk mengasah keterbukaan berpikir.


“MUN berfokus dalam berdiskusi, mendengar, dan memahami opini-opini yang dinyatakan oleh para perwakilan (delegates). Bagi saya, MUN sangat terbuka pada opini dan pernyataan para murid, karena itu saya bisa menemukan kepercayaan diri sendiri dalam MUN.” tutur murid kelas 9 dan juga peraih gelar Best Delegate di Cikal MUN 2020.


Selain Naira, ada pula Fadlan yang bercerita tentang keseruan kegiatan Cikal MUN. Baginya, berpartisipasi di kegiatan Cikal MUN bukan perkara menang atau kalah, tetapi mengenai seberapa banyak momen yang membuat setiap perwakilan belajar lebih komunikatif.


“Ketika dinyatakan sebagai salah satu best delegate, Aku sesungguhnya tidak menyangka dan tentunya sangat bersyukur. Di sesi MUN itu seru banget, semua nya sangat aktif dan Aku belajar untuk jadi lebih komunikatif.” ucap murid bernama lengkap Muhammad Fadlan Ridzal

Dalam Cikal MUN, ada beberapa kategori penghargaan bagi peserta antara lain,

  • Honorable mention, dimenangkan oleh Gavin Philsiano (UNESCO), Muhammad Kaean Enola Wirjoatmodjo (UNESCO), Danadipa Anantadira (UNODC), dan Desak Putu Ratih Widiartha (UN WOMEN)
  • Best Delegate yang diraih oleh Naira Azra Senen (UNESCO), Muhammad Rakamulya (UNODC), dan Muhammad Fadlan Ridzal (UN WOMEN)
  • Kemudian, Best Position Paper yang diraih oleh Najya Hani Assegaf (UNESCO), Tristan Ganendhra Indrayanto (UNODC), Nadira Aisha Hananto (UN WOMEN)
  • Dan Outstanding Delegate, diraih oleh Najya Hani Assegaf (UNESCO), Tristan Ganendhra Indrayanto (UNODC), dan Sybilla Aleeka Devy (UN WOMEN)

Kemampuan Diplomasi Pemimpin Masa Depan


Menurut Devi Natalia, pendidik di Cikal, kegiatan simulasi PBB ini juga merupakan bentuk pembelajaran yang beorientasi tindakan, artinya murid dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.


“Di Sekolah Cikal, murid-murid tidak hanya mendapatkan pembelajaran di dalam kelas tapi juga bagaimana mengaplikasikannya di kehidupan sehari-hari. Program Simulasi Sidang PBB ini adalah bagian dari aktivitas pembelajaran yang ada di program Social Studies. Dalam hal ini, STUCO (OSIS) yang menjalankannya.” ucap Devi, pengajar program Individuals and Societies, dan Social and Cultural Anthropology di Sekolah Cikal Setu


Bagi Izza yang pernah meraih gelar Best Delegate di Ajang Internasional SimurgMUN 2020, kegiatan ini melatih kemampuan diplomasi pemuda Indonesia sebagai kompetensi yang dibutuhkan di masa depan.


“Kegiatan ini harapannya dapat melatih kemampuan teman-teman Sekolah Cikal untuk menjadi diplomatis. Artinya, pribadi yang dapat mendengar sekaligus berani dan juga percaya diri atas tanggapan yang sudah diberikan.” jelas Izza.


Ia juga menekankan bahwa kemampuan berdiplomasi itu tak hanya soal suara, melainkan gagasan dan ide yang diajukan demi keselamatan dan kedamaian dunia.


“Sesi ini adalah latihan untuk menjadi seperti pemimpin di masa depan dengan fokus konten yang diungkapkan oleh setiap individu setiap perwakilan negara adalah hal yang penting baginya dan bagi dunia.” tambahnya.


Bagi Devi Natalia, hal esensial yang diharapkan dari kegiatan MUN ini pada akhirnya adalah anak-anak sendiri menjadi lebih peduli terhadap isu-isu global yang ada pada saat ini. (sfa)

I'M INTERESTED