Orang Tua, Inilah Pentingnya Memahami Perkembangan Emosi Anak Usia Dini, Faktor yang Mempengaruhinya, dan Fase Tumbuh Kembangnya

Orang Tua, Inilah Pentingnya Memahami Perkembangan Emosi Anak Usia Dini, Faktor yang Mempengaruhinya, dan Fase Tumbuh Kembangnya

Durasi Waktu Baca : 4 Menit




Surabaya, Rumah Main Cikal. Melakukan pengasuhan anak secara optimal sejak usia dini merupakan langkah awal pembentukan karakter positif dan juga pengembangan diri anak secara utuh, termasuk sisi emosional dan mentalnya. 


Dalam pengasuhan anak usia dini dari sisi emosional dan mental anak, Kanaya Bella Safitri atau yang akrab disapa Tante Kanaya, Pendidik Rumah Main Cikal Surabaya menyatakan bahwa orang tua perlu memiliki kesadaran penuh untuk mengenali dan memahami perkembangan emosi anak terhadap kondisi lingkungan sekitarnya. Selengkapnya di bawah ini! 

Apa Pentingnya Mengenali dan Memahami Perkembangan Emosi Anak?


Sebagai salah satu pendidik di Rumah Main Cikal Surabaya yang menerapkan pendekatan personalisasi pada anak-anak usia dini, ia mengatakan bahwa kepekaan orang tua untuk secara penuh memahami perkembangan emosi anak dan melakukan pendampingan dalam pengenalan emosi dan pengelolaannya di keseharian akan memberikan banyak dampak positif pada anak, termasuk mencegah timbulnya tindakan destruktif yang disebabkan oleh ketidakmampuan pengelolaan emosi.


(Rumah Main Cikal senantiasa memberikan pendampingan terhadap pengembangan emosi anak usia dini bersama orang tua murid. Dok. Rumah Main Cikal)

“Saat ini, boleh jadi di sekitar kita, seringkali mendengar banyak anak yang mengalami gangguan kesehatan mental. Kenapa ini bisa terjadi sebenarnya? salah satu faktornya sebenarnya adalah karena adanya ketidaksiapan anak untuk dapat menyikapi kondisi lingkungan di sekitarnya. Di sinilah perlunya kesadaran orang tua memahami perkembangan emosi anak sejak usia dini. Tentu,  hal tersebut perlu lebih diperhatikan. Kenapa? Karena perasaan-perasaan negatif yang anak-anak rasakan tanpa pendampingan, seperti kecewa, marah, malu, dapat mengarah pada tindakan destruktif anak yang bersumber pada ketidakmampuan anak dalam mengelola dan mengenali emosi.” jelas Kanaya. 


Baca juga : Orang tua, Coba 4 Aktivitas Ini Agar Perkembangan Emosi Anak Usia Dini Optimal!





Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Emosi Anak Usia Dini 


Dalam upaya mengenali dan memahami perkembangan emosi anak usia dini, Kanaya menyebutkan bahwa penting bagi orang tua untuk memahami dahulu faktor-faktor mendasar yang dapat memengaruhinya, antara lain faktor ekonomi, biologis, pola asuh, dan juga lingkungan.


“Ada banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi anak usia dini, bisa beberapa contohnya seperti faktor ekonomi, biologis, pola asuh, dan lingkungan.  Lingkungan dan pola asuh ini menjadi salah satu faktor yang kita punya kendali penuh untuk dapat mengontrol lingkungan mana yang mau dipijak anak di stage awal kehidupan mereka dan pola asuh bagaimana yang ingin kita terapkan kepada mereka.” tutur Kanaya.


(Rumah Main Cikal menghadirkan pendampingan anak usia dini secara personalisasi. Dok. Rumah Main Cikal)


Ia bahkan menambahkan bahwa pada pola asuh orang tua akan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perkembangan sosial dan kepribadiannya. 


“Gaya asuh atau pola asuh dan lingkungan juga dalam hal ini akan mempengaruhi perkembangan sosial dan kepribadian anak. Mengasuh disini bukan hanya menjaga dan membesarkan ya, namun juga mendidik. Pola asuh dan lingkungan adalah faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi dan bagaimana kecerdasan emosional anak terbentuk dan kita memiliki kendali terhadap dua faktor ini kepada anak-anak sejak usia dini sampai ia beranjak remaja nantinya.” tambahnya dengan jelas.


Baca juga : Peran PAUD dalam Pendampingan dan Optimalisasi Perkembangan Emosi Anak Usia Dini





Fase Perkembangan Emosi Anak Usia Dini 


Lima tahun pertama anak merupakan fase Golden Ages atau masa emas untuk perkembangan anak, sehingga penting bagi orang tua untuk dapat hadir dan berkelanjutan melakukan pendampingan dan eksplorasi sekitar, termasuk mengenalkan emosi pada anak. 


Kanaya menyebutkan bahwa fase 5 tahun pertama adalah fase yang penuh tantangan dan cukup sulit terkadang bagi para orang tua dalam menghadapinya, mengingat anak seringkali akan tantrum, cemburu, marah-marah tanpa alasan, atau menangis dan sebagainya. 


“Pengasuhan anak usia dini adalah fase yang cukup sulit bagi para orang tua menghadapinya. Karena fase tersebut adalah fase dimana perkembangan kepribadian anak terjadi. Di dalam fase ini mungkin kerap kali kita akan menemui sikap-sikap anak yang kurang baik, seperti tantrum, marah tidak jelas, cemburu, dan lain sebagainya.” tutur Kanaya. 


Di fase 5 tahun pertama ini, tentunya merupakan fase yang istimewa karena anak-anak usia dini tengah membentuk kepribadian dan karakter diri, sehingga dalam hal ini, Kanaya sebagai pendidik jenjang PAUD di Rumah Main Cikal mengingatkan agar orang tua dapat membantu anak mengenali emosinya dengan baik.


“Di fase 5 tahun awal ini, anak-anak usia dini sedang membentuk kepribadian dan karakter diri mereka dan mereka sedang berusaha untuk dapat mengenali dan mengontrol emosi mereka. Sehingga dalam fase perkembangan kepribadian ini terjadi sangat penting adanya dampingan dari orang dewasa yang memiliki kemampuan untuk membantu anak mengenali emosi mereka dan dapat menyalurkan emosinya dengan baik.”ucapnya. 


Fase Perkembangan Emosi Anak di 5 tahun Pertama 


Dalam konteks perkembangan emosi anak sebagai berikut, 


  1. Usia 0-18 Bulan : Membentuk Kepercayaan dan Rasa Aman 

Di fase ini, anak-anak usia (0-18 bulan) sedang berada di tahap membentuk kepercayaan. Sehingga orang tua atau pengasuh harus peka dan memberikan rasa aman untuk mereka untuk dipercaya. 


  1. Usia 18 Bulan - 36 Bulan (3 tahun) : Membentuk Rasa Ragu, Malu dan Ingin Mandiri 


Di masa toddler (usia 18 bulan-3 tahun), anak-anak sedang berada di tahap terbentuknya rasa ragu-ragu, malu-malu, dan perasaan kemandiriannya. Di fase ini, anak-anak  akan mencoba-coba banyak hal, namun apabila kita sering melarang atau memarahi mereka jadi ragu atau takut untuk mengeksplorasi hal-hal sekitarnya kembali.


  1. Usia 36 bulan - 72 Bulan (3 tahun-6 tahun) : Membentuk inisiatif dan memiliki rasa bersalah 


Fase terakhir ini adalah masa awal kanak-kanak (usia 3-6 tahun). Anak-anak sudah memiliki inisiatif dan memiliki rasa bersalah. Di dalam fase ini anak sudah dapat bertanggung jawab dan memiliki keterlibatan dalam lingkungan. (*)


Baca juga : Pentingnya Memahami Bahasa Cinta (Love Language) dan Tipe-Tipe Bahasa Cinta dari Sisi Parenting





Informasi Customer Service Cikal 


Tanyakan informasi mengenai pendaftaran, program hingga kurikulum Cikal bagi Pendidikan Anak Usia Dini melalui Whatsapp berikut : https://bit.ly/cikalcs (tim Customer Service Cikal)




Artikel ini ditulis dan dipublikasikan oleh Tim Digital Cikal 

  • Narasumber : 

    • Kanaya Bella Safitri, Pendidik Rumah Main Cikal Surabaya.

  • Editor : Layla Ali Umar 

  • Penulis : Salsabila Fitriana


I'M INTERESTED