Tips Membangun Semangat Kolaborasi Pada Anak Saat Belajar dari Rumah. Konselor Cikal: Melatih Kemampuan Sosial Anak

Tips Membangun Semangat Kolaborasi Pada Anak Saat Belajar dari Rumah. Konselor Cikal: Melatih Kemampuan Sosial Anak

Jakarta, Sekolah Cikal. Proses pembelajaran tatap muka terbatas telah kembali berlangsung di DKI Jakarta, meskipun demikian, masih banyak pula wilayah di Indonesia yang melakukan proses belajar daring.


Sebagai konselor sekaligus pendidik Sekolah Cikal-Amri Setu, Izza Dinillah, S.Psi, M.Ed menyatakan bahwa setiap anak, guru, dan orang tua harus senantiasa membangun kolaborasi yang baik dalam proses belajar selama pandemi untuk tetap mengoptimalkan setiap potensi dan minat anak.


Dari Permainan, Asah Kolaborasi


Menurut Izza, pengalaman belajar dan interaksi yang dihadapi oleh anak dalam keseharian hakikatnya memberikan lebih banyak pelajaran dan tentunya lebih mudah diterima oleh anak, sehingga guru dan orang tua di rumah sebaiknya dapat membangun aktivitas bermakna, misalnya membangun diskusi, memecahkan persoalan melalui permainan, dan mengikuti kompetisi yang sesuai minat anak.


“Melalui hal-hal seperti berdiskusi, memecahkan persoalan melalui permainan, dan mengikuti kompetisi yang disesuaikan dengan minat anak, anak dapat berefleksi tentang interaksi dengan temannya dan bagaimana caranya membantu orang lain untuk mencapai tujuan bersama. Selain itu, anak dapat berefleksi dan mengetahui perspektif orang lain, sehingga ia lebih memahami sekitarnya.” tuturnya.


Kembangkan Kemampuan Sosial Diri Anak


Sebagai pendidik yang telah berpengalaman selama hampir 10 tahun, Izza pun memberikan beberapa poin penting mengenai manfaat mengembangkan kolaborasi dalam diri anak, antara lain


  • Mengasah kemampuan melakukan refleksi pada diri sendiri sehingga memahami memang sebagai manusia butuh orang lain.

Dalam mengembangkan kemampuan melakukan refleksi, anak akan dapat merefleksikan apakah setiap aksi yang dilakukan akan berdampak pada orang lain? Apakah pendapat mereka sesuai dengan kebutuhan teman-teman yang berkolaborasi dengan dirinya? Sehingga setiap hal yang mereka lakukan akan selalu berorientasi aksi.


  • Mengasah kepedulian diri terhadap orang atau lingkungan di sekitarnya.

Dengan membangun kolaborasi dengan teman-teman saat belajar daring setiap anak akan dapat mengasah kepeduliannya pada sesama. Guru dapat membangun sebuah proyek yang berorientasi masyarakat yang dapat dilakukan oleh murid, misalnya, melakukan proyek donasi untuk warga yang terdampak Covid-19. Aksi dan kolaborasi yang dibangun tentu akan mengembangkan kebiasaan praktik baik pada anak.


  • Melatih kemampuan sosial dalam diri anak.

Membangun kolaborasi antara murid, guru, dan orang tua dari rumah selama pandemi akan melatih kemampuan sosial dalam diri anak. Dengan melakukan kolaborasi pemecahan masalah sederhana di rumah, baik melalui permainan atau diskusi yang membangun.



I'M INTERESTED