
"Sebagai pendidik, saya merasa rasa nasionalisme harus ditanamkan sejak dini (Prasekolah) dan di usia sekolah (Primary Years), karena usia sekolah merupakan momentum yang tepat untuk pembentukan karakter bangsa serta penanaman nilai budaya dan moral bangsa."
Jiwa nasionalis akan menumbuhkan generasi yang berkarakter, memiliki wawasan kebangsaan dan mencintai negeri serta tanah airnya. Dengan modal kecintaan terhadap Indonesia akan memunculkan sikap tanggung jawab anak bangsa dan siap bersaing dengan negara lain tanpa menghilangkan identitasnya sebagai orang Indonesia.
Rasa nasionalisme ini bagi saya dapat ditumbuhkan melalui suatu proses yang terintegrasi dengan nilai kehidupan murid-murid, misalnya di Sekolah Cikal murid-murid senantiasa dibiasakan untuk menghargai kebhinekaan. Sejak usia dini, kami para guru sudah membiasakan murid dengan praktik baik dalam melihat perbedaan dan menekankan pada murid bahwa setiap manusia itu unik ciptaan Tuhan dengan bermacam-macam kulit, latar belakang budaya, suku, agama dan bahasa yang berbeda. Pada akhirnya, setiap murid mampu mempraktekan nilai-nilai kebangsaan dalam kehidupan sehari hari.
Cikal memiliki berbagai kegiatan acara atau perayaan keagamaan dimana kami para pendidik, murid dan orangtua berkontribusi dalam perayaan tersebut. Untuk mengenal budaya yang ada di Indonesia selain proses pembelajaran di kelas Cikal juga membuat banyak kegiatan pagelaran atau pentas yang menggali budaya bangsa seperti Playground of Bali, Playground of Ujung Pandang dan berbagai macam aktivitas budaya lainnya.
Kami komunitas Cikal (pendidik, orangtua dan murid) aktif terlibat dalam kegiatan yang menumbuhkan rasa nasionalis. Semua yang ada di dalam komunitas Cikal melakukan praktik baik menanamkan cinta pada bangsanya dan menumbuhkan rasa nasionalisme terdorong oleh keinginan diri sendiri. Rasa nasionalisme itu ditumbuhkan dalam diri dan dilakukan dalam praktik kehidupan sehari-hari.