
Angka Positivity Rate Covid-19 dan Meninggalnya anak-anak Indonesia semakin meningkat setiap harinya. Apa yang harus dilakukan orang tua demi menjaga kesehatan dan keselamatan anak-anak? Yuk, kita simak sesi Cikal Tanya-tanya berikut!
Berbicara mengenai Covid-19, seberapa rentan anak-anak terkena covid-19?
Berdasarkan data dan teori WHO, Covid-19 memang tidak terlalu mempengaruhi populasi anak-anak. Salah satu teorinya adalah receptor anak belum terlalu berkembang dalam diri anak.
Namun, di Indonesia jumlah anak-anak yang terinfeksi, hingga meninggal akibat Covid-19 termasuk tertinggi se-Asia. Tentu saja, kita tetap harus berhati-hati terhadap Covid-19 ini. Anak-anak tetap beresiko terkena dan resiko untuk berkembang menjadi penyakit berat bisa saja terjadi apabila memiliki faktor pemberat seperti tuberkulosis atau malnutrisi.
Apakah gejala penyebaran virus Covid-19 kepada anak cenderung asimtomatik?
Dalam satu penemuan baru di dunia, ketika dilakukan penelitian pada anak di bawah usia 5 tahun, kadar virus yang ditemukan di saluran pernafasan anak bisa mencapai 100 kali lipat dibandingkan orang dewasa. Namun, apakah kadar ini berbanding lurus dengan menularkan ke orang lain, masih belum diketahui, yang dikhawatirkan adalah anak bisa menjadi silent spreader Covid-19.
Bagaimanakah aturan penggunaan masker dan face shield yang tepat?
Masker yang direkomendasikan bagi anak itu perlu dicatat masker kain 3 lapis dan harus dipakai sesuai dengan aturan, yakni menutupi hidung, mulut sampai ke dagu. Jadi, jangan sampai hidungnya tidak tertutup begitu.
Terkait face shield, berdasarkan Centers for Disease Control and Prevention (CDC), face shield itu tidak dapat menggantikan fungsi masker, ia hanya menambah keamanan. Jadi, masker harus tetap dipakai. Kesalahan yang sering terjadi itu adalah face shield dipakai namun maskernya tidak.
Dengan jumlah kasus Covid-19 yang meningkat, apakah anak-anak sebenarnya boleh keluar untuk rekreasi atau ke supermarket?
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) sejauh ini masih merekomendasikan anak-anak untuk tetap di rumah sampai kondisi di Indonesia sesuai dengan target terkontrolnya berdasarkan ketentuan WHO. Untuk keluar rumah itu sebaiknya hanya untuk hal yang sangat penting, misalnya vaksin, atau sakit. Untuk alasan lain misalnya berenang, atau ke supermarket itu sama sekali tidak esensial. Jadi, tidak direkomendasikan bagi anak untuk keluar.
Bagaimana pandangan Ibu sebagai seorang dokter dan seorang Ibu terhadap rencana pembukaan sekolah?
IDAI sebenarnya merekomendasikan untuk tetap melakukan pembelajaran jarak jauh sampai situasi di Indonesia itu sudah masuk terkontrolnya Covid dari segi epidemiologi WHO.
Kalo dari sisi kesehatan dan tanggapan saya sebagai dokter, sebaiknya belum dilakukan pembelajaran langsung. Kalau dari sisi orang tua, saya tidak akan mengizinkan anak saya sekolah sampai dari segi epidemiologi terkontrol betul. Pendidikan itu penting, namun kesehatan jauh lebih penting lagi.
Adakah pesan yang ingin Ibu sampaikan kepada para orang tua tentang urgensi kondisi saat ini terhadap anak-anak?
Anak-anak secara umum memang belum paham, apalagi semakin kecil usia anak, mereka belum paham. Jadi, menurut saya, yang paling bertanggung jawab itu adalah orang tua, orang tua harus berusaha semaksimal mungkin untuk menjaga anak-anaknya.
Caranya, pertama, menjaga diri sendiri dulu, itu penting. Misalnya, saat bekerja, pastikan harus mengikuti protokol kesehatan dengan baik : jaga jarak dengan orang lain, pakai masker. Kemudian, jangan buka masker di hadapan orang, tidak perlu makan bareng bersama orang lain.
Hindarilah berkumpul, sering-sering cuci tangan, dan ketika pulang, pastikan untuk mandi dulu baru berinteraksi dengan keluarga. Jadi, sehat itu bukan hanya untuk dirinya sendiri, tapi juga bagi pasangan dan anak-anak.
Kedua, Ikuti rekomendasi dokter anak Indonesia, kalau tidak esensial tidak perlu membawa anak keluar.
Narasumber
dr. Desilia Atikawati, SpP
Ialah salah seorang dokter spesialis Paru Indonesia yang turut berjuang dalam penanganan kasus Covid-19. Selain menjadi seorang dokter, ia juga merupakan orang tua murid Rumah Main Cikal Cilandak.