Durasi Waktu Baca : 6 Menit
Serpong, Sekolah Cikal. Raihanun Rinjani Pratomo atau yang hangat disapa Hanun merupakan murid kelas 5 SD Cikal Serpong yang berhasil mendaki dan mencapai puncak Gunung Rinjani yang dikenal merupakan gunung berapi tertinggi kedua di Indonesia dengan ketinggian 3.726 mdpl pada Juni 2023.
Dengan ketangguhan mental dan fisiknya di usia 10 tahun, Hanun berjuang mendaki gunung tertinggi di Nusa Tenggara Barat tersebut selama 3 hari 2 malam dan lebih dari 60 jam dengan pendampingan orangtuanya. (Raihanun Rinjani, murid SD Cikal Serpong, Pendaki Termuda Gunung Rinjani pada Juni 2023. Dok. Cikal) Dalam kesempatan berbincang dengan Hanun, ia menceritakan bahwa sejak kecil ia sudah terbiasa dengan aktivitas di luar rumah, baik itu di darat (seperti camping, Hiking, skateboarding) dan di laut (Snorkling/diving). Bahkan sejak usia 7 tahun, ia pun sudah mulai mendaki dan mencapai puncak gunung pertamanya yakni Gunung Ijen di perbatasan Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, Indonesia. (potret momen Hanun dan kedua orangtuanya saat berada di perjalanan mendaki gunung Rinjani. Dok. @raihanunrinjani) Aryo, Ayah Hanun, mengungkapkan bahwa memperkenalkan dan membiasakan Hanun sejak kecil lekat dengan alam adalah sebuah komitmen yang dibangun oleh orangtua Hanun sebelum Hanun lahir. “Hanun itu sejak kecil suka sekali dengan alam. Ia suka laut, pantai, jadi tidak hanya mendaki gunung. Dari Hanun TK, kami selalu membiasakannya secara periodik ke luar rumah, sehingga memang minat Hanun di sana tumbuh secara alami.” tutur Aryo. Baca juga : Cerita Gibran, Murid SD Cikal Surabaya yang Minati Kegiatan Olahraga Taekwondo dan Sepak Bola Antusiasme Hanun dalam mengeksplorasi berbagai kegiatan luar rumah, salah satunya keinginan mendaki gunung semakin tinggi tatkala ia mengetahui arti nama “Raihanun Rinjani” yang diberikan oleh orangtuanya serta momen ia menyaksikan video perjalanan pendakian gunung Rinjani. Dua alasan ini ternyata mendorong Hanun untuk mendaki Gunung Rinjani saat liburan sekolah Juni 2023. “Aku tahu nama Gunung Rinjani karena Ibu juga pernah ceritain arti namaku, terus juga, sebelum naik gunung, aku pernah nonton di youtube yang naik gunung rinjani jadi pengen. Aku ga sempet baca-baca, aku mau langsung lakuin aja, tanpa tahu medannya.” tutur Hanun bercerita dengan semangat. (Filosofi Nama Raihanun Rinjani. Dok. Cikal dan @raihanunrinjani) Retta, Ibunda Hanun, mengungkapkan bahwa sejatinya pemilihan nama Raihanun Rinjani adalah sebuah doa baik yang terinspirasi dari dua kata, Raihanun dan Rinjani. Raihanun “Pohon yang harum” dan Rinjani yang bermakna “berani, tangguh” merujuk pada legenda Rinjani. “Nama rinjani ini menarik dengan melihat sejarah dan lokalnya juga, alhamdulillah saat itu kami dikaruniakan Hanun. Kita pun berikan nama Rinjani. Hal itu menjadi doa juga yah. Jadi, ada cerita legenda rinjani, seorang perempuan pemberani (Brave). Lalu, Raihanun dalam bahasa arab yang berarti harum. Doa kami alhamdulillah sesuai dengan namanya, di mana Hanun ini tangguh untuk menaklukan tantangan yang dipilih tidak hanya naik gunung, tapi dalam kehidupan sehari-hari. Ada obstacles dan dia pantang menyerah. ” ungkap Retta. Demi meraih impiannya mencapai puncak Rinjani, Hanun (10) dan orangtuanya pun bersiap dari 3-4 bulan sebelum pendakian. Hanun menceritakan bahwa ia mempersiapkan dirinya dengan baik dari segi fisik dan mental. Untuk persiapan fisik, Hanun berlatih renang, bermain basket, dan olahraga lainnya. “Persiapannya itu berenang di gym, sebenernya ga ada persiapan khusus, tapi aku banyak olaharaga aja, main sama teman, olahraga dan main basket.” ungkap Hanun. Sebagai Ibu, Retta melihat bahwa Hanun dari sejak kecil telah memiliki ketahanan fisik yang sangat baik. Ia banyak mengikuti kegiatan klub olahraga di Cikal, olahraga mini kids triathlon sejak TK. “Hanun memiliki fisik yang bagus, yang baik. Ia ikut klub basket di PHE Cikal, dilatih lagi dan ikut membantu persiapannya. Dari kecil senang outdoor activity mengikuti mini kids triathlon (renang, sepeda, lari) jadi terlihat dari sana, Hanun bisa menjalani dengan baik, dari sisi brave-nya ada dan dari segi fisik oke, persiapannya sudah mumpuni.” Ibunda Hanun mengungkapkan bahwa persiapannya tidak hanya persiapan fisik, mental, dan perlengkapan saja, melainkan juga terdapat lisensi atau perizinan resmi pendakian dari Taman Nasional Gunung Rinjani di bulan April dari sisi administratif. Perjalanan Hanun didampingi keduaorangtuanya untuk mencapai puncak Gunung Rinjani pun dimulai. Didampingi tour guide pendakian dan porter resmi Taman Nasional Gunung Rinjani, Hanun dan kedua orangtuanya pun mulai melakukan perjalanan sejak pagi hari ke Camp Site Gunung Rinjani dengan waktu tempuh 10 jam dan melalui 4 pos perhentian. “Dari bawah gunung sampai camp sitenya itu butuh waktu 10 jam, jadi aku lewatin 4 post, di setiap pos itu biasanya istirahat. Tapi, aku sih ga di setiap pos, kalo di jalan capek istirahat dulu. Di pos 2, makan siang dulu, lanjut pos 3, lalu ke pos 4, terus baru sampai ke camp sitenya yang dikenal dengan nama “Pelawangan”.” cerita Hanun. Sampai di Camp site malam hari, tepatnya pukul 8 malam, Hanun pun beristirahat dan akan kembali melanjutkan perjalanan menuju puncak rinjani bersama dengan Ayahnya pada pukul 4 pagi. Jam pendakian ke puncak Hanun di pukul tersebut ditetapkan demi memenuhi kebutuhan istirahatnya. “Jam 1 aku udah bangun, tapi Ibuku ga bolehin naik karena masih terlalu malem. Jadinya jam 4 pagi, bangun siap-siap abis itu naik ke puncaknya. Campsite pelawangan ke puncak itu butuh 12 jam, jam 4 pagi jalan sampai puncak jam 4 sore.” ungkap Hanun yang juga mahir dalam bermain skateboard ini. Mendaki dalam waktu tempuh 12 jam, Hanun dengan hebatnya tidak sama sekali meminta untuk dibantu oleh tour guide maupun Ayahnya. Ia mendaki dengan ketentuan setiap tiga langkah berhenti dahulu dengan sisa-sisa kekuatan terakhirnya dengan penuh kesabaran. “Pas mau ke puncak itu sih aku pake tongkat gunung, terus didampingi Ayah, ibu ga ikut dan stay di campsite, dan sama tour guide nya juga ada dua, aku pake tongkat gunung sendiri. Sulit banget jalurnya, apalagi letter i, letter i itu adalah bukit terakhir yang harus dilalui sebelum naik ke summit. Mostly soft sand jadi setiap 3 langkah berhenti dulu, istirahat semenit karena nanjak banget, terus kemiringan sekitar 45 derajat, berpasir, berbatu, kanan kiri jurang, ada kawah juga, ada gunung baru jadi.” tuturnya mendeksipsikan kenangan terbaiknya itu. Perjuangan dan kegigihan Hanun menuju puncak akhirnya terbayarkan, ia pun tiba di puncak pada pukul 4 sore hari. Tangis bangga dan haru sang Ayah, Aryo, juga turut menjadi saksi ketangguhan dan keberanian Hanun mencapai puncak impiannya di usia 10 tahun, puncak Gunung Rinjani. (Raihanun Rinjani, atau Hanun, berjuang mencapai puncak Rinjani selama 12 jam didampingi oleh sang Ayah dan dua pendamping resmi Taman Nasional Gunung Rinjani. Dok. Cikal dan Raihanun Rinjani) Apresiasi dari Tour Guide Taman Nasional Gunung Rinjani pun teruntai dan kedua pendamping tersebut turut mengabadikan momen-momen capaian langkah Hanun dan sang Ayah di puncak Rinjani dalam sebuah video. Ayah Hanun, Aryo, yang turut mendampingi pun mengungkapkan rasa terharunya ketika melihat detik-detik Hanun sampai ke puncak gunung tertinggi kedua di Indonesia itu. “Saya nangis haru melihat Hanun sampai ke puncak. Kedua tour guide yang mendampingi pun semua terharu. Saya melihat ia desperate, dari ketawa, senyum, diam, ketawa, bengong sebelum sampai puncak. Saat sampe puncak itu hanya kita aja berempat, udah ga ada orang lagi. Di jalan itu tidur, nanti 5 menit jalan lagi. Dari yang ngajak ngobrol, nyanyi, dan lainnya. Fisik mungkin satu hal, tapi Hanun telah (membuktikan) punya mental yang kuat dan tangguh.” ungkapnya. Pujian demi pujian hadir untuk Hanun yang merupakan seorang anak perempuan berusia 10 tahun sebagai pendaki termuda saat pendakian Juni 2023 tersebut. Pujian juga datang dari pendaki Malaysia yang juga turut mengatakan “Young Rinjani, Meet Old Rinjani”. Setelah sampai di puncak Rinjani dan kembali ke Campsite pada malam hari, Hanun pun mendapat tepuk tangan apresiasi kembali dari para pendaki. Bagi Hanun, terdapat 6 pelajaran hidup yang ia rasakan dan refleksikan antara lain, fokus terhadap tujuan, tidak pernah menyerah, tetap berjuang dan berusaha, mengontrol diri, peka terhadap diri sendiri, dan tidak memaksakan diri. “Aku perasaannya happy pasti, capek juga, I’m proud of myself, accomplished my goal. Happy, Proud, bersyukur sampai puncak. Aku belajar untuk fokus ke goal, ke target aku, Never give up, Keep trying, Self-control, Self awareness. Aku tau medan, tau kondisi badan, tahu limit agar tidak dipaksakan.” ungkap Hanun. (refleksi perjuangan Hanun menuju puncak Gunung Rinjani pada Juni 2023. Dok. Cikal dan Raihanun Rinjani) Bagi kedua orangtua Hanun, capaian Hanun hingga sampai puncak Rinjani bermula dari kemauan diri dan ketangguhan Hanun. Hanun juga dalam hal ini sudah membuktikan bahwa ia telah berhasil menghadapi rintangan, membangun interaksi dengan orang sekitar, memahami kehidupan warga lokal, belajar bersimpati hingga berempati pada orang lain dengan baik. Hanun telah tumbuh menjadi seorang yang tangguh, berani dan menginspirasi sebagaimana doa kedua orangtuanya melalui namanya, “Raihanun Rinjani”, seorang anak perempuan tangguh, pemberani, dan menginspirasi. Selamat Hanun telah mencapai impianmu, mendaki Gunung Rinjani (gunung Tertinggi Kedua di Indonesia). (*) Tanyakan informasi mengenai pendaftaran, program hingga kurikulum Cikal melalui Whatsapp berikut : https://bit.ly/cikalcs (tim Customer Service Cikal) Artikel ini ditulis dan dipublikasikan oleh Tim Digital Cikal Narasumber : Raihanun Rinjani, Murid SD Cikal Serpong Ibu Retta dan Bapak Aryo, Orangtua Raihanun Rinjani. Editor : Layla Ali Umar Penulis : Salsabila Fitriana
Seperti apa perjuangan dan cerita Hanun mendaki Gunung Rinjani di usia yang masih sangat muda hingga mendapat apresiasi banyak pendaki lainnya? Selengkapnya berikut ini!Hanun Lekat dengan Alam dan Aktivitas Outdoor Sejak TK
“(Aku sudah naik gunung) sejak 7 Tahun, jadi waktu itu pas 7 tahun pertama kali naik gunung Ijen Banyuwangi. (Aku ingin naik gunung) karena Ibu sama Ayah pernah naik gunung juga.” ceritanya. Terinspirasi Nama Diri, Bertekad Capai Puncak Rinjani
Persiapan Hanun Mendaki Gunung Tertinggi Kedua Indonesia
Perjalanan Hanun Menuju Puncak Rinjani di Usia 10 Tahun
Sampai Puncak Rinjani, Tangis Bangga Ayah hingga Pujian Para Pendaki Untuk Hanun
Pelajaran Hidup yang Hanun Raih Sepanjang Perjalanan Menuju Puncak Rinjani
Informasi Customer Service Cikal