
Cikal memulai proses pembelajaran bermakna bagi anak-anak usia dini di tingkat Prasekolah Rumah Main Cikal di Jakarta, Bandung, Tangerang Selatan, dan Surabaya. Banyak sekali yang penasaran dan bertanya, di Rumah Main Cikal, main-main saja ya?
Nah, di Cikal Tanya-Tanya, kita kehadiran Ibu Dewi Winarningsih untuk menjawab rasa ingin tahu para orang tua murid yang memiliki anak usia dini! Tunggu apa lagi? Yuk, kita simak!
Kata Rumah, Main, dan Cikal adalah kombinasi yang bermakna. Cikal berharap Rumah Main Cikal dapat menjadi Rumah Kedua bagi setiap anak usia dini. Oleh karena itu, suasana yang dibangun selalu homey, dan cozy. Selain itu, kata main tentu merefleksikan playbased learning, dan Cikal mencerminkan refleksinya sendiri, cinta keluarga.
Kekuatan Rumah Main Cikal hadir dengan Playbased learning. Playbased Learning merupakan proses pendidikan bermakna yang menggabungkan konsep bermain sambil belajar serta pengembangan potensi anak usia dini sesuai fase tumbuh kembangnya.
Di Rumah Main Cikal, konsep ini telah terintegrasi dengan tujuan utama Cikal yakni 5 Stars Competencies demi mengembangkan dimensi Intelligent, Communicative, Balanced, Caring, dan Reflective pada anak usia dini.
Proses belajar Rumah Main Cikal memang terlihat seperti main-main saja, padahal sebenarnya anak-anak sedang belajar dengan cara yang menyenangkan. Dengan konsep Playbased Learning, semua cara, proses, dan interaksi yang dibangun di Rumah Main Cikal berlangsung menyenangkan dan bermakna, sehingga setiap anak dapat terpenuhi kebutuhan belajarnya. Mengingat Cikal memiliki filosofi Refleksi Cinta Keluarga, Rumah Main Cikal pun akan selalu melibatkan keluarga.
“Proses belajar Rumah Main Cikal memang terlihat seperti main-main saja, padahal sebenarnya anak-anak sedang belajar dengan cara yang menyenangkan.”
Dewi Winarningsih,
Program Manager Rumah Main Cikal
Wah, jangan salah ya! Anak usia 2 tahun pun sudah bisa diajak diskusi, dan refleksi dengan cara yang menyenangkan loh di Rumah Main Cikal!
Kehadiran Om dan Tante, penyebutan di Rumah Main Cika, mendampingi proses elaborasi rasa dan ide anak. Guru saling berkolaborasi dengan membuat role play dan menjadi role modelling bagi anak. Misalnya, membangun kesadaran anak, tanpa harus menghukum. Contohnya, membereskan mainan setelah bermain
“Kenapa ya kita harus membereskan mainan?” guru menempatkan anak sebagai yang terlibat. Guru yang satu bertanya, satu lagi mengelaborasi seraya melakukan aksi. Jadi, anak terlibat dalam kondisi itu dengan menghadirkan rasanya
Anak-anak di Rumah Main Cikal memiliki suara yang dapat didukung dan diakomodasi. Caranya? Membuat kesepakatan kelas, jadi bukan peraturan. Jadi muridlah yang membuat, dengan role play dan elaborasi yang kreatif dan menyenangkan dari para guru. Rumah Main Cikal selalu memiliki suara dan kemerdekaan dalam belajar. Jadi, murid-murid sama-sama membuat kesepakatan dari suara murid.
Misalnya, kalau Pak Joe sedang bercerita boleh tidak ya berlari-lari? Guru satu bertanya, guru satu elaborasi. Kalau kita berlari, kita tidak bisa mendengar ceritanya padahal seru loh! Jadi, anak-anak di Rumah Main Cikal sejak dini dibangun kesadaran intrinsik anak sejak untuk melakukan refleksi terhadap aksi yang dilakukan.
Di program Early Childhood, sub program Aku sebagai Individu, anak-anak diperkenalkan cara mengenal diri sendiri, dan cara menjaga diri sendiri, termasuk panca indera dan pola hidup sehat. misalnya, menyikat gigi, mencuci tangan sendiri, termasuk ciri fisik diri.
Dalam dimensi yang ditetapkan untuk Rumah Main Cikal, dimensi caring/peduli mencakup di program ini. Cikal berharap anak-anak bisa tumbuh jadi anak-anak yang percaya diri, bersyukur atas apa yang dimiliki, dan menghargai perbedaan, baik mengenali ciri fisik diri sendiri dan fisik temannya. Artinya, jika anak-anak menemukan perbedaan, mereka akan melakukan refleksi dalam diri, to be different is okay!
Aku Sebagai individu ini merupakan akar yang paling mendasar dari tidak ada perundungan di Cikal. Anak sejak kecil sudah menghargai diri sendiri dan orang lain lain dimulai dari hal-hal kecil.
Jika di kebanyakan sekolah, toleransi jadi jargon. Tetapi, di Rumah Main Cikal diterjemahkan melalui kegiatan dan aksi yang bermakna yang dibentuk sejak usia dini. Contohnya, memperkenalkan cara berdoa di usia dini, ada yang dilipat, atau ditangkup.
Semua itu dielaborasi dengan cara sederhana, penuh makna, tanpa menggurui dan mendogma dimulai dari pertanyaan pada anak usia dini, dan refleksi dari pendidik yang mengintegrasikan nilai-nilai positif tentang menghormati perbedaan “Wah, walaupun Sikap berdoa kita berbeda, ternyata kita bisa banget belajar dan bermain bersama.
Jika di kebanyakan sekolah, toleransi jadi jargon. Tetapi, di Rumah Main Cikal diterjemahkan melalui kegiatan dan aksi yang bermakna yang dibentuk sejak usia dini.
-Dewi Winarningsih,
Program Manager Rumah Main Cikal
Profil Pendidik
Dewi Winarningsih atau yang akrab disapa dengan Ibu Dewi merupakan pendidik yang telah berdedikasi selama 20 tahun. Baginya, pendidikan bagi anak usia dini merupakan passion terbesarnya.