Durasi Waktu Baca : 4 menit, 27 detik Surabaya, Sekolah Cikal. Media sosial kini telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan bermasyarakat termasuk juga untuk para remaja dalam kesehariannya bersosialisasi dengan teman sebaya. Penggunaan media sosial dari berbagai aplikasi, baik itu aplikasi komunikasi hingga pembelian daring tentu juga telah memberikan pengaruh yang sangat besar, tanpa terkecuali terhadap pengembangan diri remaja. Kepala Sekolah SMP dan SMA Cikal Surabaya, Enita Wardhana, menyebutkan bahwa di era yang serba digital, perkembangan media sosial telah menuntut para remaja untuk mengikuti dan mengejar perkembangan itu sendiri. Di sinilah peran orang tua, untuk dapat mengenali dan mendampingi penggunaan media sosial anak-anak, khususnya bagi anak yang telah memasuki fase remaja. Enita menuturkan bahwa pengaruh media sosial menjangkau 5 aspek perkembangan diri remaja, baik dari fisik, sosial, emosi, intelegensi, dan moral. Apabila tidak didampingi dengan pemahaman yang baik mengenai dampak positif dan negatif media sosial, maka remaja akan rentan terdampak sisi negatif media sosial dalam kesehariannya. “Pengaruh Media Sosial pada dasarnya perlu dilihat dari dua sisi yang sama adilnya, baik dampak positif dan negatifnya. Keduanya mempengaruhi perkembangan fisik, sosial, emosi, inteligensi dan moral remaja. Remaja sendiri merupakan fase perkembangan yang tidak lagi bisa kita sebut anak-anak karena mengalami perkembangan fisik, sosial dan emosi, namun juga bukan orang dewasa yang telah matang.” ucap Enita pada sesi Cikal Bincang-Bincang Pengaruh Media Sosial Terhadap Pengembangan Diri Remaja di Sekolah Cikal Surabaya. Ia pun menambahkan bahwa tuntutan memahami dan tidak tertinggal tren serta informasi terkini membuat remaja akan semakin mengejar agar tidak mengalami Fear of Missing Out (FOMO) sebagai tren remaja masa kini di kalangan sebayanya. “Pada saat yang bersamaan perkembangan jejaring sosial sendiri cukup pesat dan baik secara langsung maupun tidak langsung remaja dituntut untuk mengikuti atau bahkan mengejar perkembangan itu sendiri karena kekhawatiran tertinggal tren atau informasi terkini dari media sosial di berbagai lini, baik itu Instagram, Twitter dan sebagainya. Kita perlu memahami bahawa tugas kita bersama adalah untuk membantu remaja mengenali dirinya dan mengelola aktivtas mereka agar dampak positif lah yang lebih banyak didapatkan.” tambahnya. Dalam sesi Cikal Bincang-Bincang yang dihadiri oleh para orang tua dengan anak usia remaja di Sekolah Cikal Surabaya, salah satu lokasi Cikal yang menerapkan framework International Baccalaureate (IB), Enita pun menyebutkan bahwa terdapat dua dampak yang akan remaja rasakan, baik itu dampak positif dan negatif. “Jika bicara dampak positif media sosial, maka beberapa hal yang dapat diperoleh oleh remaja antara lain memperluas jaringan pertemanan yang dapat membawa keuntungan di kemudian hari. Selain itu, anak-anak kita yang berusia remaja akan termotivasi untuk belajar mengembangkan diri melalui figur yang mereka kagumi di dunia maya, serta mengenali berbagai jenis atau bentuk branding diri untuk membangun relasi.” ucapnya. Namun, ia pun menekankan pula 3 dampak negatif yang juga akan muncul jika remaja tidak dapat membentuk batasan dalam penggunaan media sosial seperti menjadi distraksi remaja dalam berkegiatan, menjadi ruang bagi remaja untuk saling melakukan aksi perundungan tanpa disadari, dan bahkan menimbulkan perspektif negatif bagi remaja itu sendiri. Baca juga : Orang Tua, Ketahui Pentingnya Bangun Pola Komunikasi Kepada Anak Tanpa Kata “Jangan” Bentuk-Bentuk Kalimat Tanpa Kata “Jangan”, Pengaruhnya Terhadap Emosi Anak Usia Dini Sebagai sekolah berbasis kompetensi dan pendekatan personalisasi terfavorit di Surabaya, Sekolah Cikal Surabaya pun dalam hal ini menerapkan kolaborasi yang kuat dengan para orang tua dalam pendampingan penggunaan media sosial remaja di jenjang SMP-SMA. Enita menyebutkan bahwa membuat kesepatakan bersama adalah hal mendasar yang dibentuk dalam interaksi dan pendampingan orang tua dengan anak remaja di rumah. “Kesepakatan bersama anak adalah kunci penerapan disiplin positif sebagai bentuk pengawasan. Orang tua perlu mengenali pribadi anak terlebih dahulu hingga kita cukup memiliki keyakinan. Selanjutnya kita akan lebih mudah untuk membuat kesepakatan bersama dengan anak.” tutur Enita. Dengan adanya penerapan kesepakatan bersama yang membentuk disiplin positif remaja dan menjadi sebuah praktik baik kebiasaan orang tua dan remaja di jenjang SMP dan SMA di rumah pada akhirnya memberikan dampak positif yang luar biasa, yakni dengan tetap menghadirkan banyaknya kreativitas dan prestasi pengembangan diri murid di SMP dan SMA Cikal Surabaya yang tak pernah berhenti meskipun para murid tetap aktif menggunakan media sosial secara terkendali. “Di Sekolah Cikal Surabaya, kami selalu berupaya membangun diskusi dua arah dengan para murid yang berada di fase perkembangan remaja untuk memahami kapan dan bagaimana murid mengenal sosial media perlu dilakukan untuk mengetahui pendekatan yang tepat. Selanjutnya, materi-materi pembelajaran yang mampu diintegrasikan dengan penggunakan sosial media banyak dilakukan untuk mengenali fungsi dan fitur positif dari sosial media. Selain itu, diskusi dari dampak negatif sosial media dilakukan untuk lebih mendengarkan pendapat dari sisi murid. Proses ini selalu berjalan di Sekolah Cikal, khususnya di Sekolah Cikal Surabaya untuk jenjang SMP dan SMA.” tutupnya.(*) Tanyakan informasi mengenai pendaftaran, program hingga kurikulum Cikal bagi anak berkebutuhan khusus melalui Whatsapp berikut : https://bit.ly/cikalcs (tim Customer Service Cikal) Artikel ini ditulis dan dipublikasikan oleh Tim Digital Cikal Narasumber : Enita Wardhana, Kepala Sekolah SMP dan SMA Cikal Surabaya Editor : Layla Ali Umar PENGARUH MEDIA SOSIAL JANGKAU 5 ASPEK PERKEMBANGAN REMAJA
DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF MEDIA SOSIAL BAGI PERKEMBANGAN DIRI REMAJA
KOLABORASI SEKOLAH CIKAL DAN ORANG TUA DAMPINGI PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL REMAJA