Cara Mengatasi Overparenting, Orang Tua Dicoba Yuk!

Cara Mengatasi Overparenting, Orang Tua Dicoba Yuk!

Bandung, Rumah Main Cikal.  Setelah memahami pengertian, dan ciri-ciri dari overparenting itu sendiri (Baca dulu: Orang Tua, Kenali Apa itu Overparenting dan Ciri-Cirinya!)


Kali ini, mari kita simak bagaimana cara mengatasi overparenting bagi para orang tua menurut Pendidik Rumah Main Cikal Bandung, Naura Thifaldhia Chrissandi, sebagai berikut. 


  • Pertama, Kelola Rasa Cemas

Tentu, bukanlah merupakan hal yang salah memiliki rasa cemas, khususnya bagi para orang tua yang memiliki kasih sayang terhadap anaknya. Namun, hal yang patut diperhatikan adalah bagaimana mengelolanya dengan baik. Orang tua tentu perlu memberikan kepercayaan bagi anak untuk bergerak, dan mengembangkan rasa ingin tahu yang hidup dalam dirinya. 


Apabila cemas datang kembali, coba tenangkan diri dulu ya, kelola cemas agar hasil tumbuh kembang anak semakin optimal dan bukan minimal.


  • Kedua, Memetakan Apa yang Anak Dapat Lakukan Sendiri dan Tidak

Orang tua dapat memikirkan dan memetakan lebih dalam kira-kira apa saja hal yang dapat anak lakukan sendiri dan apa yang tidak dapat anak lakukan sendiri. 


“Orang tua dapat bertanya kepada guru di sekolah atau tenaga profesional lainnya terkait dengan hal apa saja yang wajar dilakukan oleh anak seusianya.” ucap Naura. 


  • Ketiga, Pahami Situasi dan Dukung Anak Hadapi Masalahnya dengan Bijaksana


Tanpa ragu, terkadang apabila anak memiliki masalah atau hadapi kegagalan dalam mencoba orang tua bergumam ungkapan yang menekan anak. Dalam hal ini, orang tua dapat mencoba untuk menanamkan dalam pikirannya bahwa dibalik kegagalan atau masalah, terdapat banyak hal yang dapat dipelajari oleh anak. 


Kegagalan dan masalah tidak selamanya buruk, karena anak dapat belajar banyak hal agar kedepannya ia dapat menjadi lebih baik lagi. Selain itu, ketika anak mengalami masalah, jangan panik dan coba untuk mengamati situasi yang ada. Coba perhatikan bagaimana anak mengatasi masalah tersebut dan berikan bantuan ketika anak benar-benar merasa kebingungan. Coba untuk menahan diri terlebih dahulu dan biarkan anak mencoba mengatasi masalahnya dengan mandiri, meskipun mungkin anak tidak dapat mengatasi masalahnya dengan sempurna.


  • Keempat, Delegasikan Tugas Pada  Anak 


Orang tua dapat memberikan tugas-tugas sederhana kepada anak. Contohnya, anak ditugaskan untuk mencuci piring dan gelas (bisa menggunakan piring atau gelas plastik agar lebih aman bagi anak). Tugas sederhana ini dapat membangun rasa percaya diri anak, sehingga anak merasa bahwa terdapat hal yang bisa ia lakukan secara mandiri.


  • Kelima, Dengarkan dan Berikan Kepercayaan Pada Anak. 


Orang tua dapat mencoba untuk sering bertanya kepada anak apa yang ia ingin lakukan dan apa yang ia mau. Ini merupakan rangkaian dari menumbuhkan kepercayaan diri dalam diri anak.


“Ketika apa yang anak inginkan tidak sesuai dengan kemauan orangtua, jangan langsung menolak dan coba bicarakan kepada anak mengenai hal negatif dan positifnya. Anak perlu diberikan pertimbangan terhadap pendapatnya agar ia tidak merasa powerless.” ujar Naura. 


Nah, kira-kira sampai poin kelima ini, apakah Papa dan Mama sudah lebih yakin untuk menumbuhkan kepercayaan pada anak, dan menekan pola overparenting? Mari dicoba sama-sama di rumah ya, Papa dan Mama! (*)


Baca juga :Sekolah PAUD Untuk Anak Usia Dini Berkebutuhan Khusus, Seperti Apa Pemetaannya?



Tanyakan Informasi Program, dan Pendampingan Parenting di Rumah Main Cikal Bandung melalui +62 851-6143-2320





Artikel ini diproduksi dan dipublikasikan oleh Tim Digital Cikal

  • Narasumber : Naura Thifaldhia Chrissandi (Pendidik dan Program Leader Rumah Main Cikal Bandung)

  • Editor : Layla Ali Umar dan Stephani Tara Hestiningtyas

  • Penulis : Salsabila Fitriana 

Copyright Rumah Main Cikal, 2022.

I'M INTERESTED