Cerita Emma Ciptakan E-Book Ilustrasi Kelompok House Cikal Sebagai Hadiah Spesial Ulang Tahun Cikal ke-23

Cerita Emma Ciptakan E-Book Ilustrasi Kelompok House Cikal Sebagai Hadiah Spesial Ulang Tahun Cikal ke-23

Durasi Waktu Baca : 6 Menit, 57 Detik 


Tangerang Selatan, Sekolah Cikal Serpong. Menemukan sekolah inklusi yang dapat mendukung penemuan minat, bakat bahkan pengembangan diri anak-anak dengan kebutuhan khusus dengan aman dan nyaman tanpa adanya tekanan dan perundungan (bullying) merupakan impian para orang tua. Tak mudah menemukannya, namun, ketika telah menemukannya rasa bahagia dan takjub akan kenyamanan anak bertumbuh, berkembang dan bahkan berkarya tak terdeskripsikan rasanya.


Salah satu cerita inspiratif penemuan minat, bakat hingga pengembangan diri dari murid dengan kebutuhan khusus kembali hadir di Sekolah Cikal, khususnya Sekolah Cikal Serpong. Emma Zara atau yang akrab disapa Emma, murid kelas 1 SMP Sekolah Cikal Serpong dan juga Pendidikan Inklusi Cikal, menciptakan sebuah E-Book cerita ilustrasi dan karakter mengenai House Cikal. Buku ini menceritakan tentang kelompok interaksi pengembangan diri yang dihadirkan untuk aktivitas-aktivitas atau kegiatan bersama di Sekolah, seperti saat perayaan 17 Agustus, Pesta Rakyat dan sebagainya di Sekolah Cikal sebagai sekolah inklusi, dengan judul My House is Where I Belong (Cikal House Storybook) sebagai hadiah untuk Cikal yang memperingati hari ulang tahunnya ke-23. 


(Emma Zara dan Karyanya, My House is Where I Belong. Dok. Cikal)



E-BOOK HOUSE CIKAL, CERITAKAN KESERUAN INTERAKSI DI SEKOLAH CIKAL SEBAGAI SEKOLAH INKLUSI 


Sebagai penulis dan kreator dari Buku My House is Where I Belong (Cikal House Storybook), Emma Zara menceritakan bahwa buku yang diciptakan terinspirasi dari kegiatan Pesta Rakyat Cikal di Sekolah Cikal Serpong yang ia saksikan, dan turut berpartisipasi di dalamnya, baik itu dalam lomba tarik tambang, bahkan mural. 


“Aku memperoleh inspirasi dari Pesta Rakyat, sebuah kegiatan perlombaan 17 Agustus untuk house yang ada di Cikal. Di lomba tersebut, aku ikut serta lomba Tarik Tambang dan juga mural. Menyenangkan sekali. Inspirasiku datang dari sana dan sejujurnya membuat buku ini tidak ada kesulitan yang kurasakan dan kubuat hanya dalam beberapa hari untuk merayakan ulang tahun Cikal yang ke-23 juga.” cerita Emma. 


Ia juga menambahkan bahwa keberadaan House di Cikal memberikan gambaran akan keseruan interaksi yang ada bersama dengan teman-teman. Tak hanya berhenti di sana, Ia pun memperoleh banyak pujian dari para guru atas karya indahnya. 


“Aku meraih banyak respon positif atas karyaku, house di Cikal bagiku membangun kerjasama yang baik dan aktivitas positif. Aku pun percaya bahwa di Cikal itu menyenangkan (tidak ada perundungan dan tekanan). Aku menyukai proses belajar di Cikal.” cerita Emma. 





Sekolah di Cikal itu menyenangkan dan House di Cikal bentuk kerja sama dan aktivitas positif antara teman-teman sebaya.”
-Emma Zara, Murid SMP Cikal Serpong dan Pendidikan Inklusi Cikal 





Baca juga : 


PENDEKATAN PEMBELAJARAN VISUAL, TUMBUHKAN KEPERCAYAAN DIRI EMMA 


Sebagai orang tua dari Emma, Nita menceritakan perjalanan Emma yang  telah terdiagnosis Language Disorder dan Executive Functioning Disorder yang ditandai dengan gejala awal Speech Delay sejak kecil. Namun, seiring waktu Emma pun menemukan kenyamanan pembelajarannya dengan pendekatan visual. 



“Emma di Sekolah Cikal terdaftar di Pendidikan Inklusi Cikal sejak di Sekolah Cikal Cilandak. Dulu saat awal gejalanya yang ia miliki adalah Speech Delay, ia mengalami kesulitan berinteraksi, dan pemahaman konten belajar sejak prasekolah. Nah, di awal perjalanan sekolahnya, kami melihat belum ada keistimewaan di sisi proses menggambarnya, ia menggambar orang, kuda dan semut dengan bentuk yang sama hanya berbeda ukuran. Namun, seiring waktu ia semakin tertarik menggambar, saya malah tidak menyangka. Anaknya pun menjadi sangat visual. Sehingga proses pembelajaran sejak di prasekolah hingga sekarang itu lebih banyak menggunakan pendekatan yang lebih visual, buat mind mapping dan sebagainya. Ia pun lebih lebih nyaman dengan pendekatan pembelajaran secara visual di Sekolah Cikal.” cerita Nita. 


(Emma Zara dan sudut favoritnya dalam mengembangkan karya. Dok. Pribadi)



Ia juga menambahkan bahwa semakin waktu berlalu sampai di jenjang SD, kemampuan menggambar dan ilustrasi Emma semakin baik, bahkan karya terbaru Emma Zara tentang House Cikal dikirimkan kepada Ibunya melalui Email sebagai sebuah kejutan pada 25 Agustus 2022. 


“Dengan Emma lebih nyaman dengan visual, ia semakin merasa tertantang untuk lebih banyak gambar dan tidak pernah berhenti. Aku pun sebagai orang tua memberikan media yang mendukung (Ipad) saat dia kelas 4 dan juga banyak kenal aplikasi menggambar. Di jenjang Upper Primary year 4 ke atas, ia pun semakin berminat ke bentuk komik dengan teks. Kami benar-benar tidak menyangka minatnya di menggambar dan ilustrasi terus berkembang.” tambahnya.


Sebagai Wakil Kepala Kurikulum Pendidikan Inklusi Cikal, Vitriani Sumarlis, M.Psi, Psikolog menyatakan rasa bangganya terhadap Emma atas pengembangan dirinya dan minatnya sampai hari ini setelah menyelesaikan E-Book yang telah diciptakan oleh Emma.


“Emma itu bagi saya perkembangan dirinya banyak sekali, salah satunya sampai bisa menulis buku My House is Where I Belong. Buat saya, karya ini membuktikan kompetensi dirinya sangat berkembang. Saya percaya Emma akan tetap dan selalu berkembang ke depannya dengan potensi yang dimilikinya khususnya di ilustrasi visual dan menggambar ini.” ucap Vitri yang merupakan Psikolog Anak dan Remaja di Sekolah Cikal yang memfokuskan diri pada Anak-Anak Berkebutuhan Khusus. 






“Dengan Emma lebih nyaman dengan visual, ia semakin merasa tertantang untuk lebih banyak gambar dan tidak pernah berhenti. Kami benar-benar tidak menyangka minatnya di menggambar dan ilustrasi terus berkembang.”

-Ibu Nita, Orang tua Emma Zara, Murid SMP Cikal Serpong 





Baca juga : 


CERITA PROGRAM FAVORIT EMMA, DIGITAL ILLUSTRATION YANG JADI JALAN EMMA BERKARYA 


Dalam proses pembelajarannya di Sekolah Cikal, sekolah inklusi berbasis kompetensi dan menerapkan program-based learning serta pendekatan personalisasi, Emma juga berbagi cerita mengenai program favoritnya, yakni Digital Illustration, yang membuatnya menemukan kenyamanan dalam mengembangkan dirinya dengan pendampingan dan dukungan yang lebih akomodatif. 


“Aku di sekolah memilih digital illustration. Program ini favoritku, dan guru-guru mendukung pembelajaranku dengan baik.” ucap Emma. 


Dengan pendekatan personalisasi, dan moda belajar yang disesuaikan dengan baik secara visual untuk Emma. Emma pun menurut orang tuanya semakin nyaman dan bahkan menemukan passion yang sesungguhnya dengan membentuk berbagai bentuk tugas dalam bentuk visual, baik itu E-Book, E-Poster yang tentu mendukung efiensi pembelajaran bagi anak dengan Language Disorder dan Executive Functioning Disorder. 


“Dengan melihat kembali Struggle Emma dulu, kita sebagai orang tua surprise melihat passion-nya mengarah ke gambar. Ia sering menggambar, dan dihadapkan dengan belajar secara visual, yang tentu membuat Emma menjadi asyik menikmati prosesnya. Semua tugasnya pun diolah dalam format visual. Dengan adanya Canva sebagai salah satu media, ia pun semakin antusias. Semua tugasnya ia bentuk menjadi e-poster, dan e-book. Kami sebagai orang tua mengarahkan minatnya untuk dan mempermudah apa yang dia pahami, dan mengeluarkannya dalam bentuk informasi visual. Bagi kami tentu, learning difficulties yang ia rasakan benar-benar menjadi blessing in disguise.” cerita Nita, orang tua Emma. 


Vitriani Sumarlis menyebutkan bahwa pencapaian dan pengembangan diri Emma yang memiliki diagnosis Speech Delay saat masuk di Cikal berhasil dicapai atas kolaborasi yang sangat baik dari Orang tua Emma yang berkenan untuk selalu dapat mendiskusikan kebutuhan belajar Emma dengan sekolah Cikal. 


“Kriteria keberhasilan anak itu ketika dia menemukan sesuatu yang beda. Sekolah berupaya untuk sellau memberikan rekomendasi, dan dalam hal ini, bagi saya kolaborasi dari orang tua Emma juga berperan penting juga dalam pengembangan diri Emma. Kami berkolaborasi dengan orang tua untuk mengantarkan anak mandiri. Kemandirian kuncinya. Kemandirian itu akan berbeda sesuai tingkat kemampuan anak. Di Sekolah Inklusi, kami ajak setiap orang tua untuk selalu duduk bareng mendiskusikan kebutuhan belajar yang dibutuhkan oleh anak. Kuncinya kolaborasi sama-sama, sebagaimana yang dilakukan Emma dan Orang tuanya.” tutur Vitriani. 


Di akhir, Emma pun menutup dengan menyampaikan bahwa menggambar dan membuat ilustrasi adalah hal yang membuatnya menemukan arti bahagia sebenar-benarnya “The true of Happiness” dalam belajar dan berkarya. Ia pun berharap ingin menjadi seorang Digital Illustrator atau Graphic Designer di masa depan. 


Semoga Impian luar biasa Emma akan tercapai dengan semakin banyak karya-karya ilustrasi yang dibuat olehnya!  Terima untuk Kedua orang tua Emma yang berkolaborasi dengan baik bersama Cikal, dan tentunya untuk Emma, terima kasih atas hadiah ulang tahun indah untuk Cikal! (*)




BACA KARYA-KARYA EMMA ZARA 

Year 7 Sekolah Cikal Serpong 


My House is Where I Belong (Cikal House Storybook)



https://bit.ly/cikalhousebyemmazara 

LOST 

A guide and storytelling book with illustrations about bullying, discrimination and other not-so-nice issues and how to raise awareness.


By Emma and Friends


bit.ly/PYPBook-Emma 





Tanyakan informasi mengenai pendaftaran, program hingga kurikulum Cikal bagi anak berkebutuhan khusus melalui Whatsapp berikut : https://bit.ly/cikalcs (tim Customer Service Cikal)




Artikel ini ditulis dan dipublikasikan oleh Tim Digital Cikal 

  • Narasumber : 

    • Emma Zara, Murid Kelas 7 Sekolah Cikal Serpong 

    • Ibu Nita, Orang tua Emma Zara

  • Editor : Layla Ali Umar 

  • Penulis : Salsabila Fitriana

I'M INTERESTED