Hentikan Stigma Negatif, Pahami 3 Peran Orang Tua Tunggal dalam Mengasuh Anak!

Hentikan Stigma Negatif, Pahami 3 Peran Orang Tua Tunggal dalam Mengasuh Anak!

Durasi Waktu Baca : 4 Menit



Bandung, Rumah Main Cikal Bandung. Mengemban peran sebagai single parent atau orang tua tunggal merupakan sebuah hal yang tidak mudah dan dipenuhi dengan tantangan. Tak jarang, dalam proses menjalankan peran sebagai orang tua tunggal, masyarakat (yang masih belum memahami seutuhnya akan peran, tanggung jawab dan dukungan yang sebenarnya dibutuhkan oleh orang tua tunggal) pun menyampaikan beragam stigma negatif. 


Praktisi Pendidikan Anak Usia Dini dan juga Pendidik Rumah Main Cikal Bandung, Yuliani Dwi Astuti atau yang akrab disapa Uli, menjelaskan bahwa penting bagi masyarakat untuk berpikiran terbuka dalam memahami peran dari orang tua tunggal dan memberikan dukungan alih-alih stigma negatif, karena menjalankan proses pengasuhan anak seorang diri membutuhkan komitmen, kesabaran, ketegaran, dan dukungan moral. 


(Parenting orang tua tunggal, peran yang penuh komitmen dan membutuhkan dukungan moral. Dok. Rumah Main Cikal)


Apa saja sebetulnya peran yang harus dijalankan oleh seorang Ibu atau Ayah tunggal dalam pengasuhan anak? Selengkapnya, simak berikut ini!




3 Peran Orang Tua Tunggal dalam Pengasuhan Anak


Uli menuturkan bahwa menjadi ibu tunggal atau ayah tunggal membuat seorang manusia harus membangun komitmen yang luar biasa untuk menghadapi keadaaan dan membesarkan anak-anak. Kekuatan komitmen dan kesabaran adalah dua kunci yang dipegang oleh orang tua tunggal dalam menjalankan perannya. 


“Setiap orang tua pasti ingin anak-anaknya tumbuh dengan pengasuhan dari sosok orang tua yang utuh. Namun, ketika harus dihadapkan dengan keadaan membesarkan anak dalam kondisi sebagai orang tua tunggal, orang tua tunggal pun akan membutuhkan kekuatan dan kesabaran yang lebih untuk mengasuh dan mengasihi anak-anaknya.” ungkapnya.

Uli pun menjelaskan bahwa cakupan peran orang tua tunggal dalam pengasuhan anak terdiri atas 3 hal, selengkapnya, berikut ini:

  1. Memahami Kebutuhan Anak dan Cara Pemenuhannya Berdasarkan Tahap Perkembangannya

Peran pertama yang diampu oleh orang tua tunggal, baik ayah tunggal atau ibu tunggal, adalah mememahami kebutuhan anak dan cara pemenuhannya berdasarkan tahap perkembangannya. 

Bagi Uli, peran ini tentu sangat krusial karena berkaitan dengan kebutuhan dasar anak yang membutuhkan sosok afeksi Ibu (bilamana peran pengasuhan diemban oleh ayah tunggal) dan juga sosok perlindungan dari ayah (bilamana peran pengasuuhan diemban oleh Ibu tunggal). 

“Memahami kebutuhan dan cara pemenuhan kebutuhan anak berdasarkan usia perkembangannya adalah salah satu peran yang harus dijalankan oleh orang tua tunggal. Misalnya di momen saat anak usia batita, sosok ayah tunggal harus dapat memahami peran sosok ibu yang memiliki kemampuan secara nature untuk memberikan anak pemenuhan afeksi yang bersifat penuh kelembutan dan penuh perasaan. Dan untuk anak usia remaja, anak memiliki pemenuhan kebutuhan yang berupa ketegasan untuk memahami hal dan konsekuensinya dari sosok ayah yang tegas dan mampu untuk memipin yang harus diemban oleh ibu tunggal.” jelasnya dengan seksama. 

Berdasarkan penjelasan di atas, Uli pun menambahkan menegaskan bahwa peran tersebut tidak mudah karena masing-masing orang tua tunggal, baik ayah tunggal atau ibu tunggal terkadang memiliki sifat dan pembawaan naturalnya masing-masing. 

Baca juga : Memahami Autisme : Pengertian, Ciri-Ciri, dan Waktu Tepat Deteksi Autisme




  1. Memenuhi Kebutuhan Finansial dan Quality Time Bersama Anak

Peran kedua yang harus diemban oleh orang tua tunggal adalah memenuhi kebutuhan finansial dan juga waktu bersama anak. Orang tua tunggal dalam hal ini harus berpacu dalam menyeimbangkan kebutuhan keuangan untuk pemenuhan kebutuhan hidup anak dan juga kebutuhan waktu optimal bersama anak dalam momen kebersamaan. 

Kunci peran kedua bagi orang tua tunggal, menurut Uli, adalah komitmen menyeimbangkan keduanya walau sulit. 

“Orang tua tunggal harus memenuhi kebutuhan finansial dan juga memenuhi peran sebagai orang tua, dalam bentuk waktu berkualitas bersama anak.  Orang tua tunggal perlu membuat komitmen untuk tetap dapat memenuhi kebutuhan finansial dan juga meluangkan waktu yang berkualitas yang dilakukan bersama anak, agar anak tetap mendapatkan haknya untuk memperoleh pengasuhan.” jelasnya.

Baca juga : Mengenal Sesi Lokakarya Pengasuhan Anak À La Cikal




  1. Membangun Komunikasi Positif dengan Anak

Peran yang ketiga adalah membangun komunikasi positif dengan anak. Uli menyebutkan bahwa membangun komunikasi positif bersama anak adalah sebuah peran yang tak penting, karena di momen ini orang tua tunggal dapat menyampaikan dan membangun pemahaman yang sejalan dengan anak akan kondisi dan situasi yang dihadapi bersama. 

“Sebagai orang tua tunggal, sangat penting untuk membangun komunikasi positif bersama anak dan membantu anak untuk mengerti situasi dan kondisi yang saat ini sedang dihadapi. Komunikasi positif dengan anak dilakukan agar anak tidak kebingungan dan pelan-pelan bisa memahami situasi yang saat ini sedang ia hadapi yaitu seorang anak dari orang tua tunggal.” ungkapnya. 

Terlepas dari 3 peran yang digambarkan secara singkat di atas, Uli menyebutkan bahwa masih banyak sekali peran yang tidak tergambarkan dari sosok orang tua tunggal dalam pengasuhan anak. 

Oleh karena itu, penting untuk dipahami bahwa memahami peranan orang tua tunggal dengan lebih detail dapat membuat masyarakat akan lebih berpikiran terbuka juga dan mulai lebih menghargai ketangguhan dari sosok ibu tunggal dan ayah tunggal yang berusaha untuk memenuhi kebutuhan anak-anaknya.(*)

Baca juga : Psikolog Sekolah Cikal Tekankan 4 Peranan Guru BK Terhadap Minat, Pemilihan Jurusan dan Kampus Remaja Gen-Z




Informasi Cikal Support Center 

Tanyakan informasi mengenai pendaftaran, program hingga kurikulum Cikal melalui Whatsapp berikut :+62 811-1051-1178




Artikel ini ditulis dan dipublikasikan oleh Tim Digital Cikal 

  • Narasumber : Yuliani Dwi Astuti, Pendidik Rumah Main Cikal Bandung 

Yuliani Dwi Astuti atau yang biasa anak-anak sapa dengan panggilan Tante Uli merupakan praktisi pendidikan di Rumah Main Cikal. Tante Uli memiliki minat yang besar terhadap dunia pendidikan anak terlihat dari rekam karirnya yang kini sudah memasuki tahun ke-lima sebagai guru anak usia dini.  Selain mengisi harinya sebagai guru, Tante Uli juga senang mengikuti berbagai workshop bertemakan kerajinan tangan.


Tante Uli percaya, bahwa setiap individu adalah unik. Karenanya setiap individu memiliki tugas untuk mengenal keunikan masing-masing dan menjadi optimal dengan keunikan yang ia miliki. Maka dari itu Tante Uli senang untuk bertumbuh bersama anak-anak karena menurut Tante Uli, dari anak-anak ia bisa menemukan banyak hal-hal unik dan membuatnya merasa optimal serta “utuh”.

  • Editor : Layla Ali Umar 

  • Penulis : Salsabila Fitriana

I'M INTERESTED