Pentingnya Menumbuhkan Empati Pada Anak Usia Dini

Pentingnya Menumbuhkan Empati Pada Anak Usia Dini

Durasi Waktu Baca : 4 Menit, 57 Detik 




Bandung, Rumah Main Cikal. Memberikan pendampingan, pengenalan dan pengembangan karakter empati pada anak sejak dini merupakan hal yang esensial untuk dilakukan oleh orang tua agar anak dapat tumbuh menjadi manusia yang peduli dan memahami sesama manusia di masa depannya. 


Pendidik Prasekolah Rumah Main Cikal, Ina Winangsih atau yang akrab disapa Tante Ina menuturkan bahwa penting sekali bagi orang tua untuk mengajarkan anak-anak di usia dini mengenai aksi-aksi kecil yang mengandung nilai dan refleksi pengembangan karakter empati agar kelak anak dapat berinteraksi dengan baik terhadap lingkungannya, menerima dan bahkan diterima oleh lingkungannya. 


(Di Prasekolah Rumah Main Cikal anak-anak sejak usia dini di jenjang Adik-adik hingga Prekindie mulai ditumbuhkan empati dari kegiatan dan interaksi di sekolah. Dok. Rumah Main Cikal)

HAKIKAT MENUMBUHKAN EMPATI PADA ANAK SEJAK DINI


Ina Winangsih menjelaskan bahwa orang tua perlu lebih dahulu memahami secara khusus apa sebenarnya hakikat empati yang dapat ditumbuhkan kepada anak, dan dari mana orang tua dapat menerapkannya. Ia menuturkan bahwa empati yang ditumbuhkan pada anak adalah dimulai dari memahami bahwa setiap orang memiliki karakter dan perasaan yang berbeda-beda ketika menghadapi satu masalah.


“Empati merupakan kemampuan anak untuk dapat merasakan dan memahami keberadaan orang lain sebagai individu yang juga memiliki karakter dan perasaan yang berbeda-beda. Poin penting dari upaya mengembangkan karakter empati pada anak bagi orang tua adalah memberi contoh dan bertoleransi. Orangtua perlu memiliki sikap empati yang dapati dijadikan contoh bagi anak. Empati adalah sesuatu yang dapat diobservasi menggunakan panca indera dan dapat dirasakan secara emosional. “tutur Ina. 


Dalam upaya menumbuhkan karakter empati pada anak dengan memberikan contoh, orang tua juga perlu memahami secara utuh fase dari pengembangan empati itu sendiri dalam diri anak. 


(Rumah Main Cikal menghadirkan kegiatan bagi anak-anak usia dini di jenjang prasekolah dengan program dan pendampingan yang kolaboratif. Dok. Rumah Main Cikal)


“Anak memang perlu ditunjukkan bagaimana kita dapat bersikap dengan empati. Namun, di sisi lain, orang tua juga perlu melihat bahwa setiap anak memiliki kemampuan, situasi, dan pengalaman yang berbeda-beda. Maka orangtua juga harus memiliki toleransi terhadap hal-hal yang dapat memengaruhi pertumbuhan karakter empati anak. Baik toleransi pada perbedaan proses belajar anak, maupun toleransi pada beberapa hal yang ada di sekitar anak.”tambahnya. 

Baca juga : Pahami Arti dan Pentingnya Memahami Kecerdasan dalam Diri Anak Sejak Dini




KEBERHASILAN PENGEMBANGAN EMPATI ANAK SEJAK DINI

Mengembangkan dan mengasah empati anak sejak dini sejatinya tidak dapat diukur dengan kuantitatif. Menurut Ina, keberhasilan pengembangan empati anak sejak usia dini di jenjang prasekolah dapat dilihat keberhasilannya dari proses interaksi anak, pengelolaan emosinya, dan cara anak memahami segala hal di sekitarnya. 

“Pengembangan karakter empati anak usia dini tidak dapat diukur secara kuantitatif. Kita dapat mengetahui apakah pengembangan karakter ini berhasil atau tidak seiring dengan berjalannya anak berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Ketika anak bisa memahami dan meregulasi emosinya sendiri, ketika anak dapat berinteraksi dengan teman sebaya, ketika anak dapat memahami isu atau masalah yang terjadi, dan sebagainya, maka karakter empati anak akan terus berkembang.” jelas Ina yang merupakan lulusan magister program double degree Pendidikan Anak Usia Dini di Universitas Pendidikan Indonesia, dan National Dong Hwa University (NDHU), Taiwan.


Baca juga : Memahami Lebih Dalam Sekolah Inklusi dan Kelebihannya!




“Empati tidak dapat diukur Secara Kuantitatif. Orang tua dapat melihatnya dengan mengamati cara anak membangun interaksi dengan Sebayanya.”

Ina Winangsih, Pendidik Rumah Main Cikal




PENGEMBANGAN EMPATI ANAK DI JENJANG PRASEKOLAH

Rumah Main Cikal sebagai lini pendidikan jenjang Prasekolah di beberapa lokasi, baik di Lebak Bulus, Bandung, Serpong, dan Surabaya dalam hal ini menurut Ina juga telah berupaya dan berkolaborasi bersama orang tua untuk mengembangkan karakter empati dan mengasahnya untuk bertumbuh baik dalam diri anak dengan berbagai cara, baik dalam kegiatan sehari-hari saat berinteraksi dan juga menghadirkan program khusus.

“Karakter empati di Rumah Main Cikal ditanamkan dari kegiatan dan interaksi sehari-hari. Hal ini dilakukan dengan cara mengajarkan saling berbagi bersama teman, mencoba menenangkan teman yang bersedih, dan guru berusaha memberikan pengertian bahwa teman yang bersedih atau marah membutuhkan waktu dan ruang.” cerita Ina. 

Ina juga menceritakan bahwa di Rumah Main Cikal sebagai jenjang pendidikan anak usia dini juga menghadirkan Cikal Aksi-Aksi sebagai upaya bagi anak-anak usia dini dapat berinteraksi dengan teman-teman yang berbeda sekolah dan budaya.

“Selain itu, terdapat pula Program Cikal Aksi-Aksi. Pada program ini, Cikal bekerja sama dengan tempat atau sekolah lain untuk mengajak anak-anak berkenalan, mengenal budaya, dam bermain bersama. Di masa pandemi,  kegiatan ini dilkakukan secara daring bersama sekolah-sekolah dari daerah lain seperti Jawa Tengah dan Jawa Timur. Pada kegiatan ini, anak diajak untuk saling memperkenalkan budaya masing-masing dengan cara bermain menggunakan bahasa daerah tersebut.” jelasnya. 




“Karakter empati di Rumah Main Cikal ditanamkan dari kegiatan dan interaksi sehari-hari. Hal ini dilakukan dengan cara mengajarkan saling berbagi bersama teman, mencoba menenangkan teman yang bersedih, dan guru berusaha memberikan pengertian bahwa teman yang bersedih atau marah membutuhkan waktu dan ruang.”

Ina Winangsih, Pendidik Rumah Main Cikal 




Sejak dini, anak-anak di Rumah Main Cikal sudah berupaya dilibatkan dan diajak untuk membangun interaksi dengan teman-teman sebayanya yang berbeda budaya dengan tujuan untuk mengenal orang lain dan mengasah empatinya terhadap sesama. 

“Hal ini penting dikembangkan karena anak adalah bagian dari warga dunia yang berdaya mengharuskan mereka berinteraksi dengan lingkungan dan orang lain. Dengan memiliki karakter empati, anak akan lebih mudah menerima dan diterima di lingkungannya dengan baik.” tutup Ina.(*)

Baca juga : Sekolah Cikal Dukung Anak Gerakkan Program Pengabdian Masyarakat Sejak Dini Bernama Cikal Aksi-Aksi !




Tanyakan informasi mengenai pendaftaran, program hingga kurikulum Cikal bagi anak berkebutuhan khusus melalui Whatsapp berikut : https://bit.ly/cikalcs (tim Customer Service Cikal)




Artikel ini ditulis dan dipublikasikan oleh Tim Digital Cikal 

  • Narasumber : Ina Winangsih

Ina Winangsih, atau yang akrab disapa Tante Ina  merupakan pendidik di Rumah Main Cikal. Ia merupakan lulusan dari jurusan PGPAUD di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) di jenjang S1 dan baru menyelesaikan pendidikan S2 double degreenya di jurusan PAUD UPI dan National Dong Hwa University (NDHU), Taiwan. 

Sejak tahun 2014, Tante Ina memiliki minat pada bidang pendidikan bencana untuk anak secara akademis maupun praktis. Tante Ina ingin sekali bisa berperan (sekecil apapun) untuk dapat meningkatkan kapasitas anak maupun lingkungan sekitar untuk mitigasi ancaman bencana.

  • Editor : Layla Ali Umar 

  • Penulis : Salsabila Fitriana

I'M INTERESTED