
Durasi baca : 3 menit Jakarta, Sekolah Cikal Amri Setu. Pada dasarnya, teknologi hadir untuk mempermudah hidup manusia. Sama halnya dengan Artificial Intelligence (AI) yang digunakan untuk meringankan proses pembelajaran atau bahkan tugas sekolah. (Pendidik Sekolah Cikal memiliki cara untuk menerapkan batasan penggunaan AI dalam proses belajar. Dok. Cikal) Namun, muncul pertanyaan penting: sejauh mana penggunaan AI sebaiknya dibatasi bagi generasi muda? Devi Natalia Susanti, atau yang akrab disapa Devi, pendidik Sekolah Cikal Amri Setu di mata pelajaran Business Management memberikan pandangan mengenai batasan penggunaan Artificial Intelligence (AI) dalam proses pembelajaran. Seperti apa penjelasannya? Simak berikut ini! Baca juga : Cerita Al Fatih, Murid SD Cikal Bandung, Berkembang Optimal melalui Sepak Bola dan Pembelajaran Inklusif Devi menyampaikan bahwa penting untuk murid menanamkan pemahaman bahwa AI hanyalah alat bantu yang mendukung proses berpikir, bukan penggantinya. “Saya percaya bahwa penggunaan AI harus dengan pendekatan yang etis dan mendukung pembelajaran jangka panjang, terutama menekankan pemahaman kepada anak-anak bahwa AI merupakan alat bantu, bukan sebagai pengganti proses berpikir. Menekankan juga academic integrity kepada anak-anak. Ketika mereka menggunakan AI untuk tugas mereka, maka mereka harus mencantumkannya sebagai resource nya dan citation nya juga harus jelas.” katanya. Baca juga : 4 Penyebab Gangguan Bahasa Ekspresif Pada Anak, Salah Satunya Main Gawai Berlebihan! Penggunaan Artificial Intelligence (AI) bagi murid hanya terbatas sebagai sumber inspirasi atau referensi ide. Selain itu, murid perlu bersikap terbuka atau transparan mengenai pemanfaatan AI. “Misalnya, saat menulis full essay atau jawaban, AI hanya dijadikan sumber ide, bukan untuk menuliskan semuanya. Murid juga harus transparan dengan penggunaan AI, seperti kapan dan bagaimana AI ini digunakan, dan mencantumkannya di resources apalagi sumber informasinya dari AI.” jelas Devi. Baca juga : Konselor SD Cikal Lebak Bulus Bagikan Pandangan Tentang Tren Cookie Share Challenge Devi mengungkapkan bahwa dalam proses berkarya, murid tetap didorong untuk mengembangkan ide secara mandiri dan eksplorasi kreatif. Setelah itu, mereka dapat memanfaatkan AI sebagai alat bantu untuk menyempurnakan gagasan yang telah mereka buat. “Biasanya anak-anak melakukan brainstorming ideas dengan kreativitas mandiri, dengan melakukan research, atau diskusi, setelah itu mereka bisa membandingkannya dengan AI tools, misalnya ketika membuat poster business, mereka bisa membuat ide awal dan sketsa mandiri baru nanti diperbagus dengan AI, instead of using “AI do it for me”, mungkin bisa dicoba menggunakan “human-AI collaboration”. Tekankan juga ke anak-anak bahwa ide dan kreativitas mandiri tidak bisa diganti dengan AI.” tutupnya.(*) Baca juga : Market Day, Cara Unik TK Cikal Bandung Ajarkan Matematika Tanyakan informasi mengenai pendaftaran, program hingga kurikulum Cikal melalui Whatsapp berikut : https://bit.ly/cikalcs Artikel ini ditulis dan dipublikasikan oleh Tim Digital Cikal Narasumber : Devi Natalia Susanti, Pendidik Sekolah Cikal Amri Setu. Editor : Salsabila Fitriana Penulis : Rahma YuliaMenempatkan Artificial Intelligence (AI) sebagai Alat Bantu, Bukan Pengganti Proses Belajar
Menjaga Transparansi dalam Penggunaan Artificial Intelligence (AI)
Menumbuhkan Keseimbangan antara Kreativitas Anak dan Bantuan AI
Informasi Cikal Support Center