Orang tua, Kenali Speech Delay Pada Anak dan Faktor Penyebabnya!

Orang tua, Kenali Speech Delay Pada Anak dan Faktor Penyebabnya!

Estimated reading time: 2 minutes, 18 seconds.


Surabaya, Pendidikan Inklusi Cikal. Pemerolehan bahasa dan komunikasi anak menjadi salah satu aspek yang penting dalam perkembangan diri anak. Namun, bagaimana jika anak-anak mengalami kesulitan dalam berbicara? Apakah ini termasuk gangguan keterlambatan Bbicara atau Speech Delay? Kenali lebih dulu selengkapnya seputar Speech Delay sebagai berikut, 


Speech Delay dan Faktor Penyebabnya 


Menurut Muthia Devita, Program Manager Pendidikan Inklusi Cikal Surabaya, berdasarkan klasifikasi dalam cakupan perkembangan sendiri, speech delay termasuk ke dalam klasifikasi terlambat atau karena disertai gangguan/hambatan tertentu yang memiliki dasar neurologis dan memengaruhi proses pemerolehan bahasa pada seorang anak. 


“Keterlambatan atau gangguan/hambatan tersebut bisa terjadi pada anak dengan autisme ataupun ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder). Speech delay yang ringan (biasanya tidak disertai gangguan) terjadi karena kurangnya stimulasi atau pola asuh yang kurang tepat. Sedangkan yang didasari fungsi neurologis perlu intervensi, yaitu terapi, karena akan mempengaruhi fungsi adaptif.” ucap Muthia. 


Ia pun menambahkan bahwa terdapat 3 faktor yang memengaruhinya antara lain, 


  • Pertama, kurangnya stimulasi bahasa yang diberikan orang tua, terlalu banyak memberikan screen time pada anak seperti bermain gawai, menonton televisi sehingga minim interaksi antara anak dan orang tua.

  • Kedua, adanya gangguan/kondisi medis tertentu pada sistem neurologis yang dapat berpengaruh pada otot-otot berbicara.

  • Ketiga, adanya gangguan/hambatan lain (misal: autisme, ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder). Pada anak dengan autisme terdapat masalah bahasa dan interaksi sosial.


Baca juga :Dua Kegiatan Sederhana Asah Kepercayaan Diri Anak Berkebutuhan Khusus. Patut Dicoba!


Fase Anak yang Perlu Diwaspadai Terhadap Speech Delay


Dalam mengawasi pengembangan diri anak sejak dini, menurut Muthia, orang tua perlu memperhatikan dan fokus untuk melakukan aktivitas yang lebih lekat pada pengembangan pemerolehan bahasa dan komunikasi anak.


“Perkembangan bicara pada anak akan berbeda di setiap tahapan usianya. Namun, yang perlu kita waspadai ketika anak belum menunjukkan kemampuan bicara yang sesuai di usianya sejak anak usia 1 bulan hingga 18 bulan.” tambahnya. 


Ia pun menjelaskan beberapa tahapan usia perkembangan anak dalam berkomunikasi antara lain sebagai berikut:


  • Usia 1 - 3 bulan bayi mulai membuat suara (cooing),  

  • Usia 6 - 9 bulan babbling (papapa, dadadaa)  

  • Usia 9 -12 bulan pemahaman bahasa reseptif mulai berkembang seperti dapat menunjuk, memegang orang dan benda yang sudah dikenalnya. 

  • Usia 12 - 18 bulan anak dapat menyebutkan kata spesifik, yaitu menyebutkan benda atau orang yang kita tunjuk. 

  • Usia 15- 18 bulan kosakata akan semakin berkembang.


“Perlu diperhatikan bahwa dalam fase-fase sejak usia 1 bulan hingga 12 bulan, orang tua dapat mewaspadai apabila tidak ada babbling dan belum bisa menunjuk benda atau orang yang sudah dikenalnya. Lalu pada fase usia 12 bulan hingga 18 bulan apabila orang tua tidak mendengar ada kata berarti yang diucapkan oleh anak. Berarti orang tua dapat melanjutkan penanganan lebih lanjut terhadap pengembangan diri anak.” tutupnya. (*)


Baca juga : Lakukan Tiga Tahapan ini Untuk Tumbuhkan Kepercayaan Diri Pada Anak Berkebutuhan Khusus!




Untuk ketahui lebih lanjut mengenai pendekatan dan cara pengembangan serta pendampingan anak-anak berkebutuhan khusus di Sekolah Cikal hubungi bit.ly/bukutamucikal




Artikel ini dipublikasi oleh Tim Digital Cikal

Editor : Layla Ali Umar dan Stephani Tara Hestiningtyas

Penulis : Salsabila Fitriana

Copyright, Cikal 2022


I'M INTERESTED