
Durasi Waktu Baca : 4 Menit
Keypoints
Psikolog Fiona memberikan gambaran 6 sisi positif Gap Year, antara lain Pengembangan Diri (Personal Growth), Pengisian Ulang Ketertarikan Akademik (Academic Recharge), Eksplorasi karir (Career Exploration), Pengembangan Keterampilan dalam Keseharian (Life Skills Development), Meningkatkan Kesadaran Budaya (Cultural Awareness), dan Keunggulan dalam Berkompetisi (Competitive Edge)
Psikolog 6 sisi negatif Gap Year, antara lain, Hilangnya Momentum Akademik (Loss of Academic Momentum), Kebutuhan Finansial (Financial Cost), Diskoneksi Secara Sosial (Social Disconnection), Kurang Terstruktur (Lack of Structure), Tekanan dari Lingkungan Eksternal (External Pressure) Jakarta, Sekolah Cikal. Apakah kamu sedang mempertimbangkan Gap Year sebagai sarana untuk mengenal diri? Apakah kamu sudah memahami secara tepat Gap year, sisi positif dan negatifnya. Apa sebetulnya sisi positif dan negatif Gap Year pasca lulus SMA? Mari kita bahas lebih dalam dengan Efika Fiona Gultom M. Psi., Psikolog, Psikolog Pendidikan dan Konselor SMP dan SMA Cikal Amri Setu sebagai berikut! Terdapat 5 sisi positif yang dapat dirasakan oleh para pelajar yang lulus SMA dan memilih gap year antara lain sebagai berikut: Menurut Psikolog Fiona, sisi positif pertama yang dapat dirasakan oleh pelajar SMA pasca lulus adalah untuk pengembangan diri karena individu dapat membentuk pemahaman diri yang lebih baik dalam keseharian. “Gap Year dapat membantu pembentukan pemahaman diri yang lebih baik, membuat lebih matang secara emosional karena berbagai pengalaman langsung kehidupan sehari-hari yang dialami selama gap year, dapat juga membangun kemandirian untuk menentukan apa yang akan dilakukan selama masa gap year.”ucapnya. Psikolog Fiona mengatakan bahwa Gap Year dapat menjadi masa rehat atau break dari kehidupan akademik. “Gap Year dapat menjadi masa rehat atau break dari kehidupan akademik dan juga dapat mengurangi kemungkinan burnout saat berkuliah nantinya dan meningkatkan fokus dan motivasi internal untuk kebutuhan tambahan pengetahuan dari jenjang yang lebih tinggi.” ucapnya. Psikolog Fiona mengungkapkan bahwa Gap Year dapat menjadi sarana eksplorasi karir dengan ikut serta kegiatan sukarela. “Gap Year dapat membantu memastikan kembali arah minat dan tujuan masa depan melalui kegiatan tang bersifat hands-on di dunia pekerjaan seperti internship secara mandiri ataupun kegiatan volunteering.” tuturnya. Sisi positif keempat yang dapat dirasakan oleh pelajar lulus SMA yang memilih Gap Year adalahdapat mempelajari lebih lanjut tentang keterampilan keseharian, seperti pengelolaan budget, waktu dan tanggung jawab. “Pelajar yang memilih Gap Year pasca SMA akan dapat belajar mengenai pembuatan budget dalam kehidupan sehari-hari, membuat keputusan-keputusan dalam keseharian, pengelolaan waktu dan tanggung jawab.” jelasnya. Gap year dapat menjadi sarana eksplorasi budaya agar individu dapat belajar berempati, adaptasi, dan memahami budaya lebih dalam. “Gap Year dapat jadi sarana mengeksplorasi dunia luar seperti travelling atau mengikuti program-program internasional dapat meningkatkan kemampuan berempati, beradaptasi, dan kemampuan memiliki perspektif global.” ungkapnya. Aspek positif keenam yang dapat dirasakan oleh pelajar yang memilih Gap Year adalah memiliki keunggulan tersendiri dalam berkompetisi di tahap interview dan aplikasi. “Gap year dapat membuat individu memiliki keunggulan dalam hal keunikan pengalaman terkait real-life experiences yang juga dapat menjadi daya tarik dalam interview ataupun aplikasi untuk kuliah atau pun bekerja nantinya.” ungkapnya. Dari sisi positif, psikolog Fiona juga memaparkan sisi tantangannya antara lain sebagai berikut: Psikolog Fiona mengatakan bahwa Gap Year dapat menjadi sebuah momentum akademik dalam perjalanan individu. “Di sisi lain, gap year mungkin juga akan membuat tantangan nantinya saat akan masuk kembali ke ranah akademik karena sudah mulai terbiasa dengan settings yang tidak terlalu akademik. Hal ini tentu membutuhkan penyesuaian kembali.” ucapnya. Tantangan kedua yang akan dihadapi oleh pelajar yang memilih gap year adalah kebutuhan finansial. Bilamana individu tersebut ingin traveling pasti membutuhkan biaya-biaya lainnya. “Bagi yang mempertimbangkan Gap Year tentu akan ada kebutuhan finansial dalam hal travelling ataupun mengikuti program-program untuk mengisi waktu di gap year bisa jadi juga akan memerlukan biaya-biaya tambahan lainnya.” ucapnya. Tantangan ketiga adalah hadirnya diskoneksi secara sosial dan adanya perasaan tertinggal. “Dalam fase Gap Year, anak yang memilih Gap Year akan melihat ke teman-teman seangkatan yang sudah duluan melanjutkan perkuliahannya, mungkin dalam hal ini akan memiliki kehidupannya sendiri, bisa jadi akan menimbulkan rasa ‘tertinggal’ dan tidak begitu terkoneksi dengan teman-teman yang sebelumnya sudah dekat.” ungkapnya. Bila pelajar lulusan SMA tanpa rencana memilih Gap Year tanpa rencana yang matang, maka ia akan merasa bahwa harinya kurang produktif dan kurang terstruktur. “Apabila pelajar lulusan SMA memilih gap year namun tidak memiliki rencana yang matang akan apa yang dilakukan selama jeda tersebut, akan menimbulkan rasa kurang produktif dan kurang terstruktur.” ungkapnya. Tantangan dan sisi negatif yang bisa dirasakan oleh individu yang memilih Gap Year adalah merasakan tekanan dan ekspektasi dari lingkungan eksternal. “Bagi bisa jadi juga akan merasakan adanya tekanan dari ekspektasi yang ada di lingkungan eksternal seperti keluarga atau komunitas karena kuliah atau bekerja yang tertunda.” ungkapnya. Terlepas dari sisi positif dan negatif yang ada dari Gap Year, individu yang memilih untuk Gap Year dapat mempertimbangkan kembali kesiapan dirinya terlebih dahulu agar keputusan yang diambil agar dampak yang dirasakan ke depannya menjadi lebih siap. “Kaitannya kembali lagi ke kebutuhan anak dan kesiapan anak untuk melanjutkan ke jenjang selanjutnya. Apabila anak terlihat belum siap atau sudah terlalu lelah dengan rutinitas akademik, tidak ada salahnya untuk mengambil masa gap year tersebut.(*) Baca Juga : Gap Year Bukanlah Aib, Simak Pandangan Psikolog Cikal Tanyakan informasi mengenai pendaftaran, program hingga kurikulum Cikal melalui Whatsapp berikut : https://bit.ly/cikalcs Artikel ini ditulis dan dipublikasikan oleh Tim Digital Cikal Narasumber : Efika Fiona Gultom M. Psi., Psikolog, Psikolog Pendidikan dan Konselor SMP dan SMA Cikal Amri Setu. Editor : Layla Ali Umar Penulis : Salsabila FitrianaSisi Positif Gap Year
Pengembangan Diri (Personal Growth)
Pengisian Ulang Ketertarikan Akademik (Academic Recharge)
Eksplorasi karir (Career Exploration)
Pengembangan Keterampilan dalam Keseharian (Life Skills Development)
Meningkatkan Kesadaran Budaya (Cultural Awareness)
Keunggulan dalam Berkompetisi (Competitive Edge)
Sisi Negatif Gap Year
Hilangnya Momentum Akademik (Loss of Academic Momentum)
Kebutuhan Finansial (Financial Cost)
Diskoneksi Secara Sosial (Social Disconnection)
Kurang Terstruktur (Lack of Structure)
Tekanan dari Lingkungan Eksternal (External Pressure)
Informasi Cikal Support Center