Tidak Mudah Jadi Orang Tua Tunggal, Ini 4 Tantangan yang Dirasakan!

Tidak Mudah Jadi Orang Tua Tunggal, Ini 4 Tantangan yang Dirasakan!

Durasi Waktu Baca : 4 Menit



Bandung, Rumah Main Cikal Bandung. Orang tua tunggal atau Single Parent memegang peran yang tidak mudah untuk mengasuh anak seorang diri. Banyak sekali tantangan yang harus dihadapi sendiri dalam proses mengasuh seorang anak sebagai ibu atau ayah tunggal. 


Praktisi Pendidikan Anak Usia Dini dari Rumah Main Cikal Bandung, Yuliani Dwi Astuti atau yang hangat disapa Uli, menyatakan bahwa terdapat 4 tantangan yang dirasakan dan dihadapi oleh orang tua tunggal, dari stigma negatif hingga parental burnout. 

  1. Stigma Negatif Menghampiri dan Tak Ada Support System 

Stigma negatif terhadap orang tua tunggal dalam masyarakat masih menjadi tantangan yang nyata yang dihadapi oleh para orang tua tunggal, baik ayah tunggal atau ibu tunggal. 


Uli menyebutkan bahwa stigma negatif adalah tantangan terbesar yang membuat para orang tua tunggal harus mengasah ketangguhannya dalam menjalankan peran dengan menambah support system seperti bergabung dalam komunitas orangtua ditambah dengan kekuatan rohani.

Stigma negatif orang tua tunggal sayangnya tak hanya hadir dari lingkungan sekitar saja, melainkan juga dari orang terdekat, seperti sahabat, dan keluarga.

“Adanya stigma negatif yang berasal dari lingkungan sekitar bahkan banyak juga ditemui stigma negatif tersebut hadir dari orang terdekat. Beribadah dan bergabung dalam komunitas orang tua tunggal bisa membantu untuk memberikan dorongan dan kekuatan untuk menghadapi hal yang sangat sulit sekalipun.” ungkapnya.


Baca juga : Hentikan Stigma Negatif, Pahami 3 Peran Orang Tua Tunggal dalam Mengasuh Anak!



  1. Penyesuaian dan Adaptasi Sifat dan Pembawaan Natural Diri 

Uli menjelaskan bahwa tantangan pertama yang dihadapi adalah penyesuaian dan adaptasi sifat dan pembawaan natural diri. Penyesuaian dan adaptasi ini dilakukan oleh seorang ibu dan/atau ayah tunggal untuk dapat memenuhi kebutuhan anak dan cara pemenuhannya dalam hal kehadiran orang tua utuh. 

Orang tua tunggal dalam hal ini harus dapat memegang peran sebagai Ayah dan Ibu dalam menjalankan perannya. Peran ayah dalam hal ini menjadi sosok pelindung, sosok yang memenuhi kebutuhan keluarga, dan pemimpin, dan peran Ibu dalam hal ini yang menjadi sosok penyayang, sosok dengan penuh kelembutan, dan lainnya. 

Baca juga : 5 Alasan Sekolah Inklusi Dibutuhkan oleh Anak Berkebutuhan Khusus




  1. Mengelola Waktu secara Seimbang antara Bekerja dan Mengasuh Anak

Mengemban peran sebagai ayah dan juga ibu dalam waktu yang bersamaan saat mengasuh anak bagi orang tua tunggal terkadang membuatnya harus dapat mengelola waktu secara seimbang. 

Uli menyebutkan bahwa membagi waktu adalah satu dari banyak tantangan yang cukup berat untuk dihadapi bagi orang tua tunggal dalam pengasuhan anak.

“Salah satu tantangan bagi orang tua tunggal adalah membagi waktu untuk memenuhi kebutuhan finansial dan juga memenuhi peran sebagai orang tua. Orang tua tunggal perlu membuat komitmen untuk meluangkan waktu yang berkualitas yang dilakukan bersama anak, agar anak tetap mendapatkan haknya untuk memperoleh pengasuhan.” ungkapnya. 

Baca Juga : Orangtua, Ini 3 Alasan Anak Usia Dini Perlu Sekolah dari Rumah Main Cikal




  1. Menghadapi Parental Burnout 

Tantangan ketiga yang juga dihadapi dan dirasakan oleh orang tua tunggal dalam memegang peran sebagai ayah dan ibu secara bersamaan adalah menghadapi parental burnout, sebuah keadaan atau kondisi stres dan kelelahan yang sudah mencapai titik puncaknya secara jangka panjang dan membuat orang tua merasa berat dalam mengasuh anak dan jauh secara emosional dengan anak. 

Uli menyebutkan bahwa parental burnout terjadi karena orang tua terlalu fokus dalam memenuhi perannya dan melupakan kebutuhan dirinya sebagai individu yang berhak memenuhi me time atau waktu bagi diri sendiri.

“Orang tua tunggal pun perlu untuk mengenal dan memenuhi kebutuhan dasarnya agar tidak terjadi parental burnout karena terlalu berfokus pada pengasuhan anak dan pemenuhan peran dalam lingkungan sosial sehingga melupakan bahwa dirinya pun merupakan sosok individu yang memiliki kebutuhan individual yang perlu dipenuhi.”ungkapnya.


Dari keempat tantangan ini tentu masih banyak lagi tantangan yang dirasakan atau dialami oleh ayah dan ibu tunggal dalam pengasuhan anak. Berbekal pengetahuan ini, semoga kita dapat lebih berpikiran terbuka untuk dapat saling memberikan dukungan kepada sesama orang tua, khususnya kepada para orang tua tunggal untuk semakin tangguh dan kuat mengemban perannya. (*)

Baca juga : Rumah Main Cikal, Terapkan Play-Based Learning, Penuhi Kebutuhan Bermain dan Optimalkan Kompetensi Dasar Anak Usia Dini




Informasi Cikal Support Center 

Tanyakan informasi mengenai pendaftaran, program hingga kurikulum Cikal melalui Whatsapp berikut :+62 811-1051-1178




Artikel ini ditulis dan dipublikasikan oleh Tim Digital Cikal 

  • Narasumber : Yuliani Dwi Astuti, Pendidik Rumah Main Cikal Bandung 

Yuliani Dwi Astuti atau yang biasa anak-anak sapa dengan panggilan Tante Uli merupakan praktisi pendidikan di Rumah Main Cikal. Tante Uli memiliki minat yang besar terhadap dunia pendidikan anak terlihat dari rekam karirnya yang kini sudah memasuki tahun ke-lima sebagai guru anak usia dini.  Selain mengisi harinya sebagai guru, Tante Uli juga senang mengikuti berbagai workshop bertemakan kerajinan tangan.


Tante Uli percaya, bahwa setiap individu adalah unik. Karenanya setiap individu memiliki tugas untuk mengenal keunikan masing-masing dan menjadi optimal dengan keunikan yang ia miliki. Maka dari itu Tante Uli senang untuk bertumbuh bersama anak-anak karena menurut Tante Uli, dari anak-anak ia bisa menemukan banyak hal-hal unik dan membuatnya merasa optimal serta “terisi”.

  • Editor : Layla Ali Umar 

  • Penulis : Salsabila Fitriana

I'M INTERESTED